Kebangkitan Nasional adalah
Masa dimana Bangkitnya Rasa dan Semangat Persatuan, Kesatuan, dan Nasionalisme
serta kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia, yang
sebelumnya tidak pernah muncul selama penjajahan Belanda dan Jepang. Masa ini
ditandai dengan dua peristiwa penting yaitu berdirinya Boedi Oetomo (20 Mei
1908) dan ikrar Sumpah Pemuda (28 Oktober 1928). Masa ini merupakan salah satu
dampak politik etis yang mulai diperjuangkan sejak masa Multatuli.
Tokoh-tokoh yang mempolopori Kebangkitan Nasional, antara lain
yaitu :
1.
Sutomo
2.
Ir. Soekarno
3.
Dr. Tjipto Mangunkusumo
4. Raden Mas Soewardi
Soerjaningrat (EYD : Suwardi Suryaningrat, sejak 1922 menjadi Ki Hajar
Dewantara)
5.
dr. Douwes Dekker, dan
lain-lain.
Asal
usul Kebangkitan Nasional
Pada tahun 1912 berdirilah
Partai Politik pertama di Indonesia (Hindia Belanda), Indische Partij. Pada
tahun itu juga Haji Samanhudi mendirikan Sarekat Dagang Islam (di Solo), KH
Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah (di Yogyakarta), Dwijo Sewoyo dan
kawan-kawan mendirikan Asuransi Jiwa Bersama Boemi Poetra di Magelang.
Kebangkitan pergerakan nasional Indonesia bukan berawal dari berdirinya Boedi
Oetomo, tapi sebenarnya diawali dengan berdirinya Sarekat Dagang Islam pada
tahun 1905 di Pasar Laweyan, Solo. Sarekat ini awalnya berdiri untuk menandingi
dominasi pedagang Cina pada waktu itu. Kemudian berkembang menjadi organisasi
pergerakan sehingga pada tahun 1906 berubah nama menjadi Sarekat Islam.
Suwardi Suryaningrat yang
tergabung dalam Komite Boemi Poetera, menulis "Als ik eens Nederlander
was" ("Seandainya aku seorang Belanda"), pada tanggal 20 Juli
1913 yang memprotes keras rencana pemerintah Hindia Belanda merayakan 100 tahun
kemerdekaan Belanda di Hindia Belanda. Karena tulisan inilah dr. Tjipto
Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat dihukum dan diasingkan ke Banda dan
Bangka, tetapi karena "boleh memilih", keduanya dibuang ke Negeri
Belanda. Di sana Suwardi justru belajar ilmu pendidikan dan dr. Tjipto karena
sakit dipulangkan ke Hindia Belanda.
Saat ini, tanggal berdirinya Boedi Oetomo, 20 Mei, dijadikan
sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
Terbentuknya Kesadaran Nasional
Nasionalisme atau kesadaran
nasional didefinisikan sebagai kesadaran
keanggotaan suatu bangsa yang secara bersama-sama mencapai,
mempertahankan, mengisi kekuatan bangsa itu. Kesadaran nasional pertama kali
setelah munculnya Budi Utomo dan penderitaan rakyat Indonesia yang dijajah oleh
penjajah.
Pengaruh perluasan kekuasaan
kolonial, perkembangan pendidikan Barat, dan pendidikan Islam
terhadap munculnya nasionalisme Indonesia :
1.
Pengaruh
perluasan kekuasaan kolonial
Barat. Pada mulanya kolonial
Barathanya ingin mendominasi
perekonomian lama kelamaan
kolonial Baratmenguasai politik dan ekonomi. Akibatnya seluruh
politik dan ekonomi Indonesiadirampas oleh
kolonial Barat. Penjajahan dan
penindasan inilah yangmenyebabkan kesadaran Bangsa
Indonesia untuk melepaskan diri dari penjajahdengan cara berjuang.
2.
Pengaruh perkembangan
pendidikan Barat. Sejak abad ke-19 pemerintah Belanda secara lambat laun
membuat sekolah-sekolah. Pendidikan itu ternyata begitu menarik bagi pemuda
Indonesia. Selain lembaga pendidikan kolonial ada juga lembaga pendidikan
swasta yaitu Taman Siswa, Muhamadiyyah, Missi, dan Zending. Lembaga-lembaga
itulah yang kemudian menghasilkan tokoh-tokoh nasional yang memperjuangkan
kemerdekaan Indonesia.
3.
3. Pengaruh pendidikan Islam.
Sekolah-sekolah yang didirikan
organisasi Islam seperti Muhamadiyyah
bersifat Modern karena proses
pembaharuan namun masih bersifat Islami. Artinya ilmu
pengetahuan modern dipadu dengan ajaran Islam.
Peranan golongan terpelajar,
Profesional dan pers dalam menumbuh kembangkan kesadaran Nasional Indonesia.
1.
Peranan kaum terpelajar dan
kaum professional. Salah satu penyebab tumbuhnya penyebab Nasionalisme adalah
kesadaran akan kesamaan politik yang disebabkan oleh penjajahan oleh bangsa
lain atau oleh penguasa yang otoriter. Para kaum pelajar yang terpelajar
membentuk berbagai organisasi yaitu :
a. Boedi Oetomo. Didirikan tahun 1908 yang dipelopori oleh Dr.
Soetomo. Organisazi ini banyak bergerak dibidang sosial, ekonomi,dan
pendidikan.
b. Indishe Partij. Didirikan pada tanggal 25 Desember 1912 di Bandung
oleh Tiga Serangkai yaitu: Douwes Dekker,Ki Hajar Dewantara,Dr. Cipto
Mangunkusumo. Semboyannya “Indonesia Lepas Dari Belanda”. Tujuannya membangun
rasa cinta terhadap bangsa dan tanah air Indonesia.
c. Perhimpunan Indonesia. Organisasi ini adalah sebuah organisasi
pelajar2 Hindia yang didirikan di Belanda. Berjuang utntuk kemerdekaan
Indonesia. Ketua Moh. Hatta.
d. Partai Komunis Indonesia. Partai ini juga memperjuangkan Indonesia
tetapi bersifat komunis atau tidak mengakui adanya Tuhan.
e. Partai Nasional Indonesia. Dalam kongresnya, PNI sepakat untuk
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
2.
Peranan Pers. Dalam sejarah
dunia, pers sangat penting karena dapat mempengaruhi pendapat atau opini
Publik,mendorong terjadinya perubahan dalam masarakat,menjadi sarana propaganda
yang efektif, perhatian masyarakat meluas melampoi batas. Hal ini dipengaruhi
oleh berkembangnya alat komunikasi yang semakin canggih.
a.
Pers dan pergerakan nasional.
Surat kabar dari Indonesia berisi tentang ajakn bangsa Indonesia untuk
memerdekakan Indonesia. Salah satu tokohnya adalah Abdul Rivai.
b.
Pers dan peranan kaum
terpelajar. Keterkaitannya adalah: Satu, kaum terpelajar dan professional dalah
kelompok masyarakat Indonesia ayang pertama kali memahami dan menyadari nasib
buruk bangsanya. Kedua, pers juga berperan penting sebagai pihak yang membawa
ide-ide kemerdekaan.
Perkembangan pergerakan
nasional dari yang bersifat etnik, kedaerahan, keagamaan, sampai dengan
terbentuknya nasionalisme Indonesia
1.
Organisasi pergerakan yang
bersifat etnik, kedaerahan. Pada umumnya organizazi ini didirikan di daerah2
masing-masing oleh para pemuda. Contohnya:
a.
Tri Koro Dharmo. Berdiri pada 9
Maret 1915. Tri Koro Dharmo artinya tiga tujuan mulia.
b.
Jong Java. Berdiri tahun 1918
yang merupakan reinkarnasi dari Tri Koro Dharmo.
c.
Jong Sumatranen Bond.
Organisasi yang dipelopori oleh pemuda Sumatra pada 9 Desember 1917.
d.
Jong Minahasa. Pada tahun 1918
pemuda Sulawesi Utara juga mendirikan organisasi ini.
e.
Jong Celebez. Adalah organisasi
pemuda pelajar yang berasal dari Sulawesi.
2.
Organisasi pergerakan yang
bersifat Keagamaan.
a.
Serekat Dagang Islam(SDI).
Didirikan oleh Haji Samanhudi tahun1911 di Solo.Memiliki cirri keislaman dan
ekonomis. Tujuan didirikan organisasi ini melindungi dan menjamin kepentingan
pedagang muslim terhadap persaingan Negara Cina.
b.
Serikat Islam. Organisasi ini
merupakan reinkarnasi dari Serikat Dagang Islam yangh didirikan oleh HOS.
Cokroaminoto tahun 1911.
c.
Muhamadiyyah. Dipelopori oleh
KH. Ahmad Dahlan pada tahun 1912. organisasi ini banyak bergerak dibidang
pendidikan, sosial, ekonomi.
d.
Nahdatul Ulama(NU). Didirikan
pada tahun 1926 oleh KH. Hasjim Asj’ari. Tujuan memperyahankan kepentingan kaum
muslim tradisional.
Peran manifesto politik 1925,
kongres pemuda 1928, kongres perempuan pertama dalam proses pembentukan
identitas kebangsaan Indonesia.
1.
Manifesto Pilitik 1925. Pada
tahun 1925 Perhimpunan Indonesia mengeluarkan suatu pernyataan politik yang
kemudian dikenal dengan Manifesto Politik (Manipol). Isinya: PI tetap
menggunakan nama Indonesia sekaligus memakai nama Belanda yaitu Indonesische Vereeniging
sebagai nama perkumpulannya.
2.
Kongres Pemuda 1928. Pada
kongres pemuda 1928 para pemuda mengeluarkan sebuah Sumpah yaitu Sumpah Pemuda.
Kongres ini WR. Supratman dengan gesekan biolanya memeperdengarkan lagu
Indonesia Raya.
B. Pengaruh Imperialisme dan Kolonialisme Barat di Indonesia
Dampak Politik, Sosial,
Ekonomi, dan Budaya dari keberadaan Kolonialisme dan Imperialisme Barat di
Indonesia, sebagai berikut :
1.
Perubahan dalam Bidang Politik
a.
Baik Daendels maupun Raffles
telah meletakkan dasar pemerintahan modern.Para Bupati dijadikan pegawai negeri
dan diberi gaji, padahal menurut adat, kedudukan bupati adalah turun temurun
dan mendapat upeti dari rakyat.Bupati telah menjadi alat kekuasaan pemerintah
kolonial. Pamog praja yang dulu berdasarkan garis keturunan diubah menjadi
sistem kepegawaian.
b.
Jawa menjadi pusat pemerintahan
dan membaginya menjadi wilayah perfektuf.
c.
Hukum yang dulu menggunakan
hukum adat diubah menggunakan sistem hukum barat modern.
d. Belanda dan Inggris juga melakukan intervensi terhadap persoalan
kerajaan, misalnya soal pergantian tahta kerajaan sehingga imperialis
mendominasi politik di Indonesia.Akibatnya peranan elite kerajaan berkurang
dalam bidang politik, bahkan kekuasaan pribumi mulai runtuh.
2.
Perubahan dalam dalam Bidang Sosial
a.
Pembentukan status sosial
dimana yang tertingi adalah Eropa lalu Asia dan Timur Jauh yang terakhir kaum
Pribumi.
b.
Terjadinya penindasan dan
pemerasan secara kejam. Tradisi yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, Seperti
upacara dan tata cara yang berlaku dalam lingkungan istana menjadi sanga
sederhana, bahkan cenderung dihilangkan. Tradisi tersebut secara perlahan-lahan
digantikan oleh tradisi pemerintah belanda.
c.
Daerah Indonesia terisolasi di
laut sehingga kehidupan berkembang ke pedalaman. Kemunduran perdagangan di laut
secara tak langsung menimbulkan budaya feodalisme di pedalaman. Dengan
feodalisme rakyat pribumi dipaksa untuk tunduk/patuh pada tuan tanah
Barat/Timur Asing. Sehingga kehidupan penduduk Indonesia megalami kemerosotan.
3.
Perubahan dalam Bidang Ekonomi
a.
Belanda membuka tambang minyak
bumi di Tarakan Kaltim.
b.
Belanda membangun rel kereta
api untuk memperlancar arus perdagagngan.
c.
Liberialisme ekonomi.
d.
Eksploitasi ekonomi, monopoli
dagang VOC menyebabkan mundurnya perdagangan nusantara di panggung perdagangan
internasional. Peranan syah bandar digantikan oleh para pejabat Belanda.
Kebijakan tanam paksa sampai
sistem ekonomi liberal menjadikan Indonesia sebagai penghasil bahan mentah.
Eksportirnya dilakukan oleh bangsa Belanda, pedagang perantara dipegang oleh
orang timur asing terutama bangsa Cina dan bangsa Indonesia hanya menjadi
pengecer, sehingga tidak memiliki jiwa wiraswasta jenis tanaman baru serta cara
memeliharanya.
Dengan dilaksanakannya politik
pintu terbuka, maka pengusaha pribumi yang modalnya kecil kalah bersaing
sehingga gulung tikar.
Perkebunan di Jawa berkembang sedangkan di Sumatra kesulitan
tenaga kerja sehingga dilakukan program transmigrasi.
Untuk mendukung program
penanaman modal Barat di Indonesia pemerintah Belanda membangun : Irigasi,
waduk, jalan raya, jalan kereta api dan pelabuhan. Untuk pembangunan tersebut
digunakan tenaga secara paksa dengan sistem rodi (kerja paksa).
Dengan memperkenalkan sistem sewa tanah, terjadi pergeseran dari
sistem ekonomi barang ke sistem ekonomi uang yang juga menyebar di kalangan
petani.
4.
Perubahan dalam Bidang Budaya
a.
Tindakan pemerintah Belanda
untuk menghapus kedudukan menurut adat penguasa pribumi dan menjadikan mereka
pegawai pemerintah, merutuhkan kewibawaan tradisional penguasa pribumi.
b.
Upacara dan tatacara yang
berlaku di istana kerajaan juga disederhanakan dengan demikian ikatan tradisi
dalam kehidupan pribumi menjadi lemah.
c.
Dengan merosotnya peranan
politik maka para elit politik baik raja maupun bangsawan mengalihkan perhatiannya
ke bidang seni budaya. Contoh Paku Buwono V memerintahkan penulisan serat
Centhini, R.Ng Ronggo Warsito menyusun Kitab Pustakaraya Purwa, Mangkunegara IV
menyusun kitab Wedatama dan lain-lain.
d.
Budaya Barat berkembang secara
meluas, bahkan merusak sendi-sendi kehidupan budaya tradisional yang dimiliki
oleh bangsa Indonesia. Sebagai contohnya, kebiasaan minum minuman keras yang
dilakukan oleh golongan bangsawan. Kebiasaan tersebut bukan milik asli bangsa
Indonesia, tetapi kebiasaan yang berlaku di kalangan bangsa Barat yang dibawa
oleh para penjajah (Westernisasi menyebar lewat jalur pendidikan dan
pemerintahan).
e.
Birokrat menggunakan bahasa
belanda sebagai simbol status mereka.
f.
Masuknya agama katholik dan
protestan.
C. Munculnya Pergerakan di Indonesia
a. Faktor Pendorong Munculnya Pergerakan Nasional Indonesia
1. Faktor Ekstern
a) Munculnya kesadaran tentang pentingnya semangat kebangsaan,
semangat nasional, perasaan senasib sebagai bangsa terjajah, serta keinginan
untuk mendirikan negara berdaulat lepas dari cengkeraman imperialisme di
seluruh negara-negara jajahan di Asia, Afrika, dan Amerika Latin pada akhir
abad ke-19 dan awal abad ke-20.
b) Fase tumbuhnya anti imperialisme tersebut berkembang bersamaan
dengan atau dipengaruhi oleh lahirnya golongan terpelajar yang memperoleh
pengalaman pergaulan internasional serta mendapatkan pemahaman tentang ide-ide
baru dalam kehidupan bernegara yang lahir di Eropa, seperti demokrasi,
liberalisme, sosialisme, dan komunisme melalui pendidikan formal dari
negara-negara Barat.
c) Paham-paham tersebut pada dasarnya mengajarkan tentang betapa
pentingnya persamaan derajat semua warga negara tanpa membedakan warna kulit,
asal usul keturunan, dan perbedaan keyakinan agama. Paham tersebut masuk ke
Indonesia dan dibawa oleh tokoh-tokoh Belanda yang berpandangan maju, golongan
terpelajar Indonesia yang memperoleh pendidikan Barat, serta alim ulama yang
menunaikan ibadah haji dan memiliki pergaulan dengan sesama umat muslim seluruh
dunia.
d) Perang Dunia I (1914-1919) telah menyadarkan bangsa-bangsa
terjajah bahwa negara-negara imperialis telah berperang di antara mereka
sendiri. Perang tersebut merupakan perang memperebutkan daerah jajahan.
Tokoh-tokoh pergerakan nasional di Asia, Afrika dan Amerika Latin telah
menyadari bahwa kini saatnya telah tiba bagi mereka untuk melakukan perlawanan
terhadap penjajah yang sudah lelah berperang.
e) Munculnya rumusan damai mengenai penentuan nasib sendiri (self
determination) Presiden Amerika Serikat Woodrow Wilson pasca perang dunia I
disambut tokoh-tokoh pergerakan nasional Indonesia sebagai pijakan dalam
perjuangan mewujudkan kemerdekaan.
f) Lahirnya komunisme melalui Revolusi Rusia 1917 yang diikuti dengan
semangat anti kapitalisme dan imperalisme telah mempengaruhi tumbuhnya ideologi
perlawanan di negara-negara jajahan terhadap imperialisme dan kapitalisme
Barat. Konflik ideologi dunia antara kapitalisme atau imperialisme sosialisme
atau komunisme telah memberikan dorongan bagi bangsa-bangsa terjajah untuk
melawan kapitalisme atau imperialisme Barat.
g) Munculnya nasionalisme di Asia dan di negara-negara jajahan
lainnya di seluruh dunia telah mengilhami tokoh-tokoh pergerakan nasional untuk
melakukan perlawanan terhadap penjajahan Belanda. Kemenangan Jepang atas Rusia
pada 1905 telah memberikan keyakinan bagi tokoh nasionalis Indonesia bahwa
bangsa kulit putih Eropa dapat dikalahkan oleh kulit berwarna Asia. Demikian
juga, model pergerakan nasional yang dilakukan oleh Mahatma Gandhi di India,
Mustapha Kemal Pasha di Turki, serta Dr. Sun Yat Sen di Cina telah memberikan
inspirasi bagi kalangan terpelajar nasionalis Indonesia bahwa imperialisme
Belanda dapat dilawan melalui organisasi modern dengan cara memajukan ekonomi,
pendidikan, sosial, budaya, dan politik pada bangsa Indonesia terlebih dahulu
sebelum memperjuangkan kemerdekaan.
2. Faktor Intern
a) Penjajahan mengakibatkan terjadinya penderitaan rakyat Indonesia
yang tidak terkira. Sistem penjajahan Belanda yang eksploitatif terhadap sumber
daya alam dan manusia Indonesia serta sewenang-wenang terhadap warga pribumi
telah menyadarkan penduduk Indonesia tentang adanya sistem kolonialisme dan
imperialisme Barat yang menerapkan ketidaksamaan dan perlakuan yang
membeda-bedakan (diskriminatif).
b) Kenangan akan kejayaan masa lalu. Rakyat Indonesia pada umumnya
menyadari bahwa mereka pernah memiliki negara kekuasaan yang jaya dan berdaulat
di masa lalu (Sriwijaya dan Majapahit). Kejayaan ini menimbulkan kebanggaan dan
meningkatnya harga diri sebagai suatu bangsa. Oleh karena itu, rakyat Indonesia
berusaha untuk mengembalikan kebanggaan dan harga diri sebagai suatu bangsa
tersebut.
c) Lahirnya kelompok terpelajar yang memperoleh pendidikan Barat dan
Islam dari luar negeri. Kesempatan ini terbuka setelah pemerintah kolonial
Belanda pada awal abad ke-20 menjalankan Politik Etis (edukasi, imigrasi, dan
irigasi). Orang-orang Indonesia yang memperoleh pendidikan Barat berasal dari
kalangan priyayi abangan yang memiliki status bangsawan. Sebagian lainnya
berasal dari kalangan priyayi dan santri yang secara sosial ekonomi memiliki
kemampuan untuk menunaikan ibadah haji serta memperoleh pendidikan tertentu di
luar negeri.
d) Lahirnya kelompok terpelajar Islam telah menyadarkan bangsa
Indonesia terjajah yang sebagian besar penduduknya beragama Islam. Kelompok
intelektual Islam telah menjadi agent of change atau agen pengubah cara pandang
masyarakat bahwa nasib bangsa Indonesia yang terjajah tersebut tidak dapat
diperbaiki melalui belas-kasihan penjajah seperti Politik Etis misalnya. Nasib
bangsa Indonesia harus diubah oleh bangsa Indonesia sendiri dengan cara
memberdayakan bangsa melalui peningkatan taraf hidup di bidang ekonomi,
pendidikan, sosial, dan budaya.
e) Menyebarnya paham-paham baru yang lahir di Eropa, seperti
demokrasi, liberalisme, sosialisme, dan komunisme di negeri jajahan (Indonesia)
yang dilakukan oleh kalangan terpelajar.
f) Muncul dan berkembangnya semangat persamaan derajat pada
masyarakat Indonesia dan berkembang menjadi gerakan politik yang sifatnya
nasional. Tindakan pemerintah kolonial yang semakin represif seperti pembuangan
para pemimpin Indische Partiij pada 1913, ikut campurnya Belanda dalam urusan
internal Sarekat Islam, dan penangkapan tokoh-tokoh nasionalis telah
menimbulkan gerakan nasional untuk memperoleh kebebasan berbicara, berpolitik,
serta menentukan nasib sendiri tanpa dicampuri pemerintah kolonial Belanda.
D. Peristiwa Sumpah Pemuda
Ketika Budi Utomo terbentuk
pada tanggal 20 Mei 1908, organisasi ini dipandang sebagai organisasi yang
mampu menjadi wadah aspirasi para pemuda. Namun setelah terselenggaranya Konggres
Budi Utomo yang I, peranan para pemuda didalamnya justru melemah, hal ini
karena dalam kepengurusan Budi Utomo banyak didominasi oleh para pegawai negri
dan pensiunan.
Pada tahun 1915, berdirilah sebuah organisasi kepemudaan yang
bernama TRI KORO DARMO,yang memiliki tujuan :
1.
menjalin persatuan diantara
para siswa sekolah menengah dan kejuruan
2.
memperluas pengetahuan umum
bagi para anggotanya
3.
membangkitkan rasa cinta
terhadap bahasa dan budaya sendiri
Keanggotaan Tri Koro
Darmo adalah para pemuda yang berasal dari Jawa, Madura, Sunda, Bali dan
Lombok. Nama Tri Koro Darmo akhirnya berubah menjadi “Jong Java”. Kelahiran
Jong Java akhirnya disusul dengan kelahiran organisasi organisasi kepemudaan di
daerah lainnya, antara lain Jong Islamienten Bond, Jong Cilebes, Jong
Minahasa, Jong Ambon, Jong Batak dll.
Sejak tahun 1926 mulai terlihat
adanya kecenderungan penyatuan organisasi organisasi pemuda yang telah ada,
disamping itu mereka juga mulai memasuki kegiatan politik nasional, hal ini
disebabkan karena semakin tebalnya jiwa kebangsaan bagi pemuda. Gejala ini
ditandai dengan lahirnya beberapa organisasi pemuda yang bersifat nasional dan
langsung memasuki gelanggang politik, yaitu :
1.
Perhimpunan Pelajar Pelajar
Indonesia (PPPI), yang bertujuan “menggalang persatuan dari seluruh organisasi
pemuda untuk berjuang bersama sama melawan penjajah Belanda”. PPPI berfikir
bahwa tujuannya akan tercapai apabila sifat kedaerahan dihilangkan.
2.
Pemuda Indonesia (PI), yang
bertujuan “memperkuat dan memperluas ide kesatuan nasional Indonesia” PI
berfikir bahwa tujuannya akan tercapai dengan jalan mendirikan organisasi
organisasi kepanduan dan mengadakan kerjasama dengan organisasi yang lain.
PPPI dan PI adalah dua
organisasi pemuda yang mempelopori diselenggarakannya Konggres Pemuda I dan
Konggres Pemuda II.
Konggres Pemuda I
Diselenggarakan pada tanggal 30 April – 2 Mei 1926, di Jakarta,
dan diketuai oleh Muhammad Tabrani dengan dihadiri beberapa tokoh pemuda,
dengan dua keputusan penting, yaitu :
1.
semua perkumpulan pemuda
bersatu dalam wadah organisasi “Pemuda Indonesia”
2.
mempersiapkan pelaksanaan
Konggres Pemuda II
Konggres Pemuda II
Seusai Konggres Pemuda I, para
pemuda semakin menyadari bahwa perjuangan kemerdekaan Indonesia hanya akan
dicapai melelui.ersatuan. Pada tahun 1928 alam pikiran pemuda Indonesia sudah
mulai dipenuhi oleh jiwa persatuan, rasa bangga dan rasa memiliki cita cita
yang tinggi, yaitu Indonesia merdeka
Peristiwa sejarah Soempah Pemoeda atau Sumpah Pemuda merupakan suatu
pengakuan dari Pemuda-Pemudi Indonesia yang mengikrarkan satu tanah air, satu
bangsa dan satu bahasa. Sumpah Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928
hasil rumusan dari Kerapatan Pemoeda-Pemoedi atau Kongres Pemuda II Indonesia
yang hingga kini setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda.
Kongres Pemuda II dilaksanakan tiga sesi di tiga tempat berbeda
oleh organisasi Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang beranggotakan
pelajar dari seluruh wilayah Indonesia. Kongres tersebut dihadiri oleh berbagai
wakil organisasi kepemudaan yaitu Jong Java, Jong Batak, Jong, Celebes, Jong
Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Jong Ambon, dsb serta pengamat dari
pemuda tiong hoa seperti Kwee Thiam Hong, John Lauw Tjoan Hok, Oey Kay Siang dan
Tjoi Djien Kwie.
Isi Dari Sumpah Pemuda Hasil
Kongres Pemuda Kedua :
PERTAMA :
Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Bertoempah Darah Jang
Satoe, Tanah Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Bertumpah
Darah Yang Satu, Tanah Indonesia).
KEDOEA
:
Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang Satoe,
Bangsa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Berbangsa Yang Satu,
Bangsa Indonesia).
KETIGA
: Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng
Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia,
Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia).
Dalam peristiwa sumpah pemuda
yang bersejarah tersebut diperdengarkan lagu kebangsaan Indonesia untuk yang
pertama kali yang diciptakan oleh W.R. Soepratman. Lagu Indonesia Raya
dipublikasikan pertama kali pada tahun 1928 pada media cetak surat kabar Sin Po
dengan mencantumkan teks yang menegaskan bahwa lagu itu adalah lagu kebangsaan.
Lagu itu sempat dilarang oleh pemerintah kolonial hindia belanda, namun para
pemuda tetap terus menyanyikannya.
Apabila kita ingin mengetahui
lebih lanjut mengenai banyak hal tentang Sumpah Pemuda kita bisa menunjungi
Museum Sumpah Pemuda yang berada di Gedung Sekretariat PPI Jl. Kramat Raya 106
Jakarta Pusat. Museum ini memiliki koleksi utama seperti biola asli milik Wage
Rudolf Supratman yang menciptakan lagu kebangsaan Indonesia Raya serta
foto-foto bersejarah peristiwa Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 yang
menjadi tonggak sejarah pergerakan pemuda-pemudi Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar