Minggu, 31 Mei 2020

Home Learning IPS

Posted by ening on Mei 31, 2020 with No comments
- Mengingat mendekati PAT, berikut tugas Home Learning yang berisi soal latihan PAT IPS

Kerjakan di buku tugas IPS 
Tulis nama, kelas dan tanggal
Difoto dengan jelas dan kirim email ke : g-20106696-15@edu.jakarta.go.id


- Mengingat mendekati PAT, berikut tugas Home Learning yang berisi soal latihan PAT IPS


Langsung kerjakan melalui link tersebut

Selasa, 12 Mei 2020

Senin, 11 Mei 2020

KUIS Geografi

Posted by ening on Mei 11, 2020 with No comments
Beberapa File TTS, Menjdodohkan, Word Square yang di dapat dari berbagai sumber antara lain sebagai berikut :

Minggu, 10 Mei 2020

Home Learning X MIPA, Jumat 15 Mei 2020

Posted by ening on Mei 10, 2020 with No comments
Assalamualaikum, untuk HL hari ini silakan dibaca materi pada link berikut :


Isi absen pada link berikut : Absen Geo
Dikerjakan di buku Tugas Geografi 
Silakan mencari jawaban dari berbagai sumber : buku paket, google, BSE
Tulis nama, kelas dan tanggal
Di foto dengan jelas dan terbaca lalu kirim ke email :

Home Learning X IPS, Jumat 15 Mei 2020

Posted by ening on Mei 10, 2020 with No comments
Assalamualaikum, untuk HL hari ini silakan dibaca materi pada link berikut :



kemudian kerjakan tugas berikut :

TUGAS X IPS

Isi absen pada link berikut : Absen Geo
Dikerjakan di buku Tugas Geografi 
Silakan mencari jawaban dari berbagai sumber : buku paket, google, BSE
Tulis nama, kelas dan tanggal
Di foto dengan jelas dan terbaca lalu kirim ke email :

Tugas IPS, Senin 11 Mei 2020 ( Kelas 7 )

Posted by ening on Mei 10, 2020 with No comments
Assalamualaikum,
Hari ini buat rangkuman dari materi berikut :

Materi kelas 7


Note : 

- Silakan absen di lin berikut : Absen

- Dikerjakan di buku catatan IPS

- Beri nama, kelas dan tanggal

- Di foto dengan jelas dan terbaca

- Di kirim ke email berikut : email dinas pendidikan dki jakarta atau g-20106696-15@edu.jakarta.go.id (selain email tidak diterima)

- Batas akhir pengumpulan Senin, 11 Mei jam 20.00 (diluar itu tidak diterima)

Tugas IPS Senin, 11 Mei 2020

Posted by ening on Mei 10, 2020 with No comments
Assalamualaikum,
Hari ini kerjakan Tugas Formatif berikut :

Tugas Formatif Kelas 8


Note : 

- Silakan isi absen berikut : Absen

- Dikerjakan di buku latihan/tugas IPS

- Beri nama, kelas dan tanggal

- Di foto dengan jelas dan terbaca

- Di kirim ke email berikut : email dinas pendidikan dki jakarta atau g-20106696-15@edu.jakarta.go.id (selain email tidak diterima)

- Batas akhir pengumpulan Senin, 11 Mei jam 21.00 (diluar itu tidak diterima)

Kamis, 07 Mei 2020

Rabu, 06 Mei 2020

Minggu, 03 Mei 2020

Pendidikan pada Abad 21

Posted by ening on Mei 03, 2020 with No comments
Pendidikan pada Abad 21 merupakan pendidikan yang mengintegrasikan antara kecakapan pengetahuan, keterampilan, dan sikap, serta penguasaan terhadap Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Kecakapan tersebut dapat dikembangkan melalui berbagai model kegiatan pembelajaran berbasis pada aktivitas yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan materi pembelajaran. Selain dari pada itu, kecakapan yang dibutuhkan dalam dunia pendidikan pada Abad 21 adalah keterampilan berpikir lebih tinggi (Higher Order Thinking Skills (HOTS)) yang sangat diperlukan dalam mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi tantangan global, atau dengan kata lain pendidikan dapat menciptakan masyarakat terdidik yang di masa depan nanti dapat bersaing dengan negara lain.
Kecakapan Abad 21 yang terintegrasi dalam Kecakapan Pengetahuan, Keterampilan dan sikap serta penguasaan TIK dapat dikembangkan melalui: (1) Kecakapan Berpikir Kritis dan Pemecahan Masalah (Critical Thinking and Problem Solving Skill; (2) Kecakapan Berkomunikasi (Communication Skills); (3) Kecakapan Kreatifitas dan Inovasi (Creativity and Innovation); dan (4) Kecakapan Kolaborasi (Collaboration). Keempat kecakapan tersebut telah dikemas dalam proses pembelajaran kurikulum 2013.
Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 memiliki tujuan untuk mengembangkan bakat, minat, dan potensi peserta didik agar berkarakter, kompeten dan literat. Untuk mencapai hasil tersebut diperlukan pengalaman belajar yang bervariasi mulai dari yang sederhana sampai pengalaman belajar yang bersifat kompleks. Dalam kegiatan tersebut guru harus melaksanakan pembelajaran dan penilaian yang relevan dengan karakteristik pembelajaran abad 21.
Dalam upaya mencapai tujuan pendidikan nasional yaitu “mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No 20 Tahun 2003 Tentang Pendidikan Nasional) serta dalam upaya menciptakan masyarakat indonesia yang mampu bersaing dalam tantangan global, maka diperlukan suatu kebijakan dari pemerintah baik pemerintah pusat ataupun pemerintah daerah untuk melaksanakan suatu sistem dalam dunia pendidikan yang mampu menjawab permasalahan tentang kecakapan di abad 21.

GERAKAN LITERASI SEKOLAH

Posted by ening on Mei 03, 2020 with No comments
Berdasarkan hasil telaah dari berbagai referensi dan sudut pandang, kita bisa memaknai bahwa literasi adalah seperangkat kemampuan dan keterampilan  individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
  • Istilah literasi dalam bahasa latin disebut sebagai Literatus yang artinya adalah orang yang belajar.
  • Selanjutnya National Institut for Literacy sendiri menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan literasi adalah kemampuan seseorang untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang diperlukan dalam pekerjaan, keluarga dan masyarakat.
  • Education Development Center (EDC) juga turut menjabarkan pengertian dari literasi, yaitu kemampuan individu untuk menggunakan potensi serta skill yang dimilikinya, dan tidak sebatas hanya kemampuan baca tulis saja.
  • Lebih lanjut lagi, UNESCO juga menjelaskan bahwa literasi adalah seperangkat keterampilan yang nyata, khususnya keterampilan kognitif dalam membaca dan menulis yang terlepas dari konteks dimana keterampilan yang dimaksud diperoleh, dari siapa keterampilan tersebut diperoleh dan bagaimana cara memperolehnya. Menurut UNESCO, pemahaman seseorang mengenai literasi ini akan dipengaruhi oleh kompetensi bidang akademik, konteks nasional, institusi, nila-nilai budaya serta pengalaman.
  • Kemudian, di dalam kamus online Merriam – Webster, dijelaskan bahwa literasi adalah kemampuan atau kualitas melek aksara dimana di dalamnya terdapat kemampuan membaca, menulis dan juga mengenali serta memahami ide-ide secara visual.
Dari beberapa pengertian tersebut, kita kemudian tahu bahwa yang namanya literasi itu tidak bisa dilepaskan dari bahasa. Kita bisa disebut sebagai orang yang memiliki kemampuan literasi bila kita sudah mendapatkan kemampuan dasar dalam berbahasa yakni menyimak, berbicara, membaca serta menulis, sehingga dengan demikian kita juga tahu bahwa kemampuan menyimak, berbicara, membaca, dan tulis adalah pintu pengembangan makna literasi selanjutnya.

Jenis Literasi

Sekarang ini, istilah literasi sudah mulai digunakan dalam skala yang lebih luas tetapi tetap merujuk pada kemampuan atau kompetensi dasar literasi yakni kemampuan membaca serta menulis. Intinya, hal yang paling penting dari istilah literasi adalah bebas buta aksara supaya bisa memahami semua konsep secara fungsional, sedangkan cara untuk mendapatkan kemampuan literasi ini adalah dengan melalui pendidikan. Sejauh ini, terdapat 9 macam literasi, antara lain:
  • Literasi Kesehatan

Literasi kesehatan merupakan kemampuan untuk memperoleh, mengolah serta memahami informasi dasar mengenai kesehatan serta layanan-layanan apa saja yang diperlukan di dalam membuat keputusan kesehatan yang tepat.
  • Literasi Finansial

Yang kedua adalah literasi finansial, yakni kemampuan di dalam membuat penilaian terhadap informasi serta keputusan yang efektif pada penggunaan dan juga pengelolaan uang, dimana kemampuan yang dimaksud mencakup berbagai hal yang ada kaitannya dengan bidang keuangan.
  • Literasi Digital

Literasi digital merupakan kemampuan dasar secara teknis untuk menjalankan komputer serta internet, yang ditambah dengan memahami serta mampu berpikir kritis dan juga melakukan evaluasi pada media digital dan bisa merancang konten komunikasi.
  • Literasi Data

Literasi data merupakan kemampuan untuk mendapatkan informasi dari data, lebih tepatnya kemampuan untuk memahami kompleksitas analisis data
  • Literasi Kritikal

Literasi kritikal merupakan suatu pendekatan instruksional yang menganjurkan untuk adopsi perspektif secara kritis terhadap teks, atau dengan kata lain, jenis literasi yang satu ini bisa kita pahami sebagai kemampuan untuk mendorong para pembaca supaya bisa aktif menganalisis teks dan juga mengungkapkan pesan yang menjadi dasar argumentasi teks
  • Literasi Visual

Literasi visual adalah kemampuan untuk menafsirkan, menciptakan dan menegosiasikan makna dari informasi yang berbentuk gambar visual. Literasi visual bisa juga kita artikan sebagai kemampuan dasar di dalam menginterpretasikan teks yang tertulis menjadi interpretasi dengan produk desain visual seperti video atau gambar
  • Literasi Teknologi

Literasi teknologi adalah kemampuan seseorang untuk bekerja secara independen maupun bekerjasama dengan orang lain secara efektif, penuh tanggung jaab dan tepat dengan menggunakan instrumen teknologi untuk mendapat, mengelola, kemudian mengintegrasikan, mengevaluasi, membuat serta mengkomunikasikan informasi.
  • Literasi Statistik

Literasi statistik adalah kemampuan untuk memahami statistik. Pemahaman mengenai ini memang diperlukan oleh masyarakat supaya bisa memahami materi-materi yang dipublikasikan oleh media.
  • Literasi Informasi

Literasi informasi merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang di dalam mengenali kapankah suatu informasi diperlukan dan kemampuan untuk menemukan serta mengevaluasi, kemudian menggunakannya secara efektif dan mampu mengkomunikasikan informasi yang dimaksud dalam berbagai format yang jelas dan mudah dipahami.

Pentingnya Literasi

Jika dilihat dari pengertian yang sudah disebutkan sebelumnya, memang literasi hanya tampak berkaitan dengan kegiatan membaca dan menulis saja. Namun sekarang sudah berbeda, karena literasi juga mencakup pengetahuan seseorang berkomunikasi di dalam masyarakat, sehingga tidak heran bila kemudian gerakan literasi mulai digalakkan. Ya, literasi ini begitu penting di dalam kehidupan manusia apalagi manusia-manusia yang hidup di zaman yang diwarnai kecanggihan teknologi saat ini. Literasi ini sangat diperlukan dalam segala lini kehidupan manusia karena kemampuan literasi ini bisa menjadi kunci manusia untuk berproses menjadi manusia yang lebih berpengetahuan dan berperadaban.
Salah satu cara yang bisa ditempuh meningkatkan kemampuan literasi ini adalah dengan banyak membaca buku. Hanya saja yang sangat disayangkan adalah membaca tampaknya bukanlah budaya masyarakat Indonesia, mengingat masih banyak daerah di Indonesia yang minat bacanya rendah, dan alhasil kemampuan literasinya juga rendah. Setidaknya, ada berbagai hal yang menyebabkan kemampuan literasi terutama pada siswa siswi sekolah menjadi rendah, antara lain:
  • Guru memiliki minat baca yang rendah
  • Buku-buku yang bisa menarik minat baca siswa cukup sulit untuk diakses
  • Kondisi perpustakaan yang kadangkala kurang memadai
  • Minimnya buku bacaan yang tersedia
  • Kemampuan guru di dalam menerapkan pembelajaran yang berbasis literasi masih rendah
Gerakan literasi sekarang ini menjadi gerakan yang terus disosialisasikan pada setiap lapisan masyarakat. Kegiatan literasi merupakan suatu bentuk hak dari setiap orang untuk belajar di sepanjang hidupnya, dimana harapannya adalah dengan kemampuan literasi yang meningkat, kualitas hidup masyarakat juga bisa meningkat juga. Multiple Effect yang dimilikinya juga dianggap bisa membantu pembangunan yang berkelanjutan seperti pemberantasan kemiskinan, pertumbuhan penduduk, pengurangan angka kematian dan lain-lain.
Dalam melaksanakan kegiatan guna menyukseskan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) terkadang membuat bingung sebagian guru atau pihak sekolah. Hal itu banyak kemungkinan karena belum memahami sepenuhnya tentang seluruh panduan GLS yang diterima.
Namun uraian berikut paling tidak dapat membantu bagaimana langkah-langkah yang mesti dilakukan dan kegiatan macam apa yang dijalankan dalam GLS. Yuk, simak 3 langkah teknis pelaksanaan GLS yang perlu dilaksanakan guna mendukung sukesnya GLS.
1. Kegiatan Tahap Pembiasaan
Pada tahap ini siswa dilatih membaca dalam hati, membaca nyaring, dan menyimak. Ini untuk meningkatkan rasa cinta membaca di luar pelajaran, meningkakan rasa percaya diri, dan menumbuhkembangkan penggunaan berbagai sumber bacaan.
Kegiaan ini dapat dilakukan dengan membiasakan membaca 15 menit sebelum mulai pelajaran atau sesudah pelajaran berakhir.
2. Kegiatan Tahap Pengembangan
Kegiatan tahap ini pada perinsipnya merupakan kegiatan tindak lanjut dari tahap pembiasaan. Pada tahap ini siswa didorong untuk menunjukkan keterlibatan pikiran dan emosinya dalam proses membaca. Langkah ini dapat dilakukan melalui kegiatan produktif secara lisan maupun tulisan.
Kegiatan produktif ini tidak selalu dinilai secara akademik. Misalnya ketika siswa membaca karya sastra cerita pendek. Maka langkah selanjutnya dapat menulis ulang dengan bahasa sendiri. Bagi kelas tinggi bisa saja meringkas atau membuat sinopsis sebuah novel yang dibaca.
Kegiatan tindak lanjut dalam tahap pengembangan literasi memerlukan waktu pembiasaan sekitar 15 menit. Meski waktunya singkat perlu dipertimbangkan mengenai bentuk, frekuensi, dan durasi pelaksanaannya. Yaitu harus disesuaikan dengan kondisi sekolah masing-masing. Sehingga kegiatan literasi tetap dapat dilaksanakan dengan menyenangkan tanpa membebani tugas para siswa.
3. Kegiatan Tahap Pembelajaran
Kegiatan tahap pembelajaran dilakukan untuk mendukung pelaksanaan kurikulum di sekolah. Yaitu siswa diwajibkan membaca buku  nonteks pelajaran. Namun dalam pelaksanaannya harus tetap mempertimbangkan beberapa prinsip.
Prinsip-prinsip itu di antaranya, buku yang dibaca berupa buku ilmu pengetahuan umum, buku tentang minat khusus, atau buku-buku yang dikaitkan dengan mata pelajaran. Namun dapat pula buku-buku terkait tagihan akademis, yaitu berkaitan dengan tugas atau penguasaan suatu mata pelajaran.
Tujuan literasi antara lain mengembangkan kemampuan siswa dalam memahami teks dan mengaitkannya dengan pengalaman individu sehingga terbentuk individu pembelajar sepanjang hayat. Juga mengembangkan berfikir kritis dan mengolah dan mengelola kemampuan berkomunikasi secara kreatif melalui kegiatan menganggapi buku bacaan dan buku pelajaran. Baik secara verbal, tulisan, visual, maupun digital.

Kebangkitan Nasional dan Kesadaran Kebangsaan

Posted by ening on Mei 03, 2020 with No comments

Kebangkitan Nasional adalah Masa dimana Bangkitnya Rasa dan Semangat Persatuan, Kesatuan, dan Nasionalisme serta kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia, yang sebelumnya tidak pernah muncul selama penjajahan Belanda dan Jepang. Masa ini ditandai dengan dua peristiwa penting yaitu berdirinya Boedi Oetomo (20 Mei 1908) dan ikrar Sumpah Pemuda (28 Oktober 1928). Masa ini merupakan salah satu dampak politik etis yang mulai diperjuangkan sejak masa Multatuli.
Tokoh-tokoh yang mempolopori Kebangkitan Nasional, antara lain yaitu :
1.           Sutomo
2.           Ir. Soekarno
3.           Dr. Tjipto Mangunkusumo
4.          Raden Mas Soewardi Soerjaningrat (EYD : Suwardi Suryaningrat, sejak 1922 menjadi     Ki Hajar Dewantara)
5.           dr. Douwes Dekker, dan lain-lain.

Asal usul Kebangkitan Nasional
Pada tahun 1912 berdirilah Partai Politik pertama di Indonesia (Hindia Belanda), Indische Partij. Pada tahun itu juga Haji Samanhudi mendirikan Sarekat Dagang Islam (di Solo), KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah (di Yogyakarta), Dwijo Sewoyo dan kawan-kawan mendirikan Asuransi Jiwa Bersama Boemi Poetra di Magelang. Kebangkitan pergerakan nasional Indonesia bukan berawal dari berdirinya Boedi Oetomo, tapi sebenarnya diawali dengan berdirinya Sarekat Dagang Islam pada tahun 1905 di Pasar Laweyan, Solo. Sarekat ini awalnya berdiri untuk menandingi dominasi pedagang Cina pada waktu itu. Kemudian berkembang menjadi organisasi pergerakan sehingga pada tahun 1906 berubah nama menjadi Sarekat Islam.
Suwardi Suryaningrat yang tergabung dalam Komite Boemi Poetera, menulis "Als ik eens Nederlander was" ("Seandainya aku seorang Belanda"), pada tanggal 20 Juli 1913 yang memprotes keras rencana pemerintah Hindia Belanda merayakan 100 tahun kemerdekaan Belanda di Hindia Belanda. Karena tulisan inilah dr. Tjipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat dihukum dan diasingkan ke Banda dan Bangka, tetapi karena "boleh memilih", keduanya dibuang ke Negeri Belanda. Di sana Suwardi justru belajar ilmu pendidikan dan dr. Tjipto karena sakit dipulangkan ke Hindia Belanda.
Saat ini, tanggal berdirinya Boedi Oetomo, 20 Mei, dijadikan sebagai Hari Kebangkitan Nasional.

Terbentuknya Kesadaran Nasional
Nasionalisme   atau   kesadaran   nasional   didefinisikan   sebagai   kesadaran keanggotaan   suatu bangsa yang secara bersama-sama mencapai, mempertahankan, mengisi kekuatan bangsa itu. Kesadaran nasional pertama kali setelah munculnya Budi Utomo dan penderitaan rakyat Indonesia yang dijajah oleh penjajah.

Pengaruh perluasan kekuasaan kolonial, perkembangan pendidikan   Barat, dan pendidikan Islam terhadap munculnya nasionalisme Indonesia :
1.           Pengaruh   perluasan   kekuasaan   kolonial   Barat.   Pada   mulanya   kolonial   Barathanya   ingin   mendominasi   perekonomian   lama   kelamaan   kolonial   Baratmenguasai politik dan ekonomi. Akibatnya seluruh politik dan ekonomi Indonesiadirampas   oleh   kolonial   Barat.   Penjajahan   dan   penindasan   inilah   yangmenyebabkan kesadaran Bangsa Indonesia untuk melepaskan diri dari penjajahdengan cara berjuang.
2.           Pengaruh perkembangan pendidikan Barat. Sejak abad ke-19 pemerintah Belanda secara lambat laun membuat sekolah-sekolah. Pendidikan itu ternyata begitu menarik bagi pemuda Indonesia. Selain lembaga pendidikan kolonial ada juga lembaga pendidikan swasta yaitu Taman Siswa, Muhamadiyyah, Missi, dan Zending. Lembaga-lembaga itulah yang kemudian menghasilkan tokoh-tokoh nasional yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
3.           3.         Pengaruh   pendidikan   Islam.   Sekolah-sekolah   yang   didirikan   organisasi   Islam seperti   Muhamadiyyah   bersifat   Modern   karena   proses   pembaharuan   namun masih bersifat Islami.  Artinya ilmu pengetahuan modern dipadu dengan ajaran Islam.

Peranan golongan terpelajar, Profesional dan pers dalam menumbuh kembangkan kesadaran Nasional Indonesia.
1.           Peranan kaum terpelajar dan kaum professional. Salah satu penyebab tumbuhnya penyebab Nasionalisme adalah kesadaran akan kesamaan politik yang disebabkan oleh penjajahan oleh bangsa lain atau oleh penguasa yang otoriter. Para kaum pelajar yang terpelajar membentuk berbagai organisasi yaitu :
a.       Boedi Oetomo. Didirikan tahun 1908 yang dipelopori oleh Dr. Soetomo. Organisazi ini banyak bergerak dibidang sosial, ekonomi,dan pendidikan.
b.       Indishe Partij. Didirikan pada tanggal 25 Desember 1912 di Bandung oleh Tiga Serangkai yaitu: Douwes Dekker,Ki Hajar Dewantara,Dr. Cipto Mangunkusumo. Semboyannya “Indonesia Lepas Dari Belanda”. Tujuannya membangun rasa cinta terhadap bangsa dan tanah air Indonesia.
c.       Perhimpunan Indonesia. Organisasi ini adalah sebuah organisasi pelajar2 Hindia yang didirikan di Belanda. Berjuang utntuk kemerdekaan Indonesia. Ketua Moh. Hatta.
d.       Partai Komunis Indonesia. Partai ini juga memperjuangkan Indonesia tetapi bersifat komunis atau tidak mengakui adanya Tuhan.
e.       Partai Nasional Indonesia. Dalam kongresnya, PNI sepakat untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
2.           Peranan Pers. Dalam sejarah dunia, pers sangat penting karena dapat mempengaruhi pendapat atau opini Publik,mendorong terjadinya perubahan dalam masarakat,menjadi sarana propaganda yang efektif, perhatian masyarakat meluas melampoi batas. Hal ini dipengaruhi oleh berkembangnya alat komunikasi yang semakin canggih.
a.           Pers dan pergerakan nasional. Surat kabar dari Indonesia berisi tentang ajakn bangsa Indonesia untuk memerdekakan Indonesia. Salah satu tokohnya adalah Abdul Rivai.
b.           Pers dan peranan kaum terpelajar. Keterkaitannya adalah: Satu, kaum terpelajar dan professional dalah kelompok masyarakat Indonesia ayang pertama kali memahami dan menyadari nasib buruk bangsanya. Kedua, pers juga berperan penting sebagai pihak yang membawa ide-ide kemerdekaan.

Perkembangan pergerakan nasional dari yang bersifat etnik, kedaerahan, keagamaan, sampai dengan terbentuknya nasionalisme Indonesia
1.           Organisasi pergerakan yang bersifat etnik, kedaerahan. Pada umumnya organizazi ini didirikan di daerah2 masing-masing oleh para pemuda. Contohnya:
a.           Tri Koro Dharmo. Berdiri pada 9 Maret 1915. Tri Koro Dharmo artinya tiga tujuan mulia.
b.           Jong Java. Berdiri tahun 1918 yang merupakan reinkarnasi dari Tri Koro Dharmo.
c.           Jong Sumatranen Bond. Organisasi yang dipelopori oleh pemuda Sumatra pada 9 Desember 1917.
d.          Jong Minahasa. Pada tahun 1918 pemuda Sulawesi Utara juga mendirikan organisasi ini.
e.           Jong Celebez. Adalah organisasi pemuda pelajar yang berasal dari Sulawesi.
2.           Organisasi pergerakan yang bersifat Keagamaan.
a.           Serekat Dagang Islam(SDI). Didirikan oleh Haji Samanhudi tahun1911 di Solo.Memiliki cirri keislaman dan ekonomis. Tujuan didirikan organisasi ini melindungi dan menjamin kepentingan pedagang muslim terhadap persaingan Negara Cina.
b.           Serikat Islam. Organisasi ini merupakan reinkarnasi dari Serikat Dagang Islam yangh didirikan oleh HOS. Cokroaminoto tahun 1911.
c.           Muhamadiyyah. Dipelopori oleh KH. Ahmad Dahlan pada tahun 1912. organisasi ini banyak bergerak dibidang pendidikan, sosial, ekonomi.
d.          Nahdatul Ulama(NU). Didirikan pada tahun 1926 oleh KH. Hasjim Asj’ari. Tujuan memperyahankan kepentingan kaum muslim tradisional.

Peran manifesto politik 1925, kongres pemuda 1928, kongres perempuan pertama dalam proses pembentukan identitas kebangsaan Indonesia.
1.           Manifesto Pilitik 1925. Pada tahun 1925 Perhimpunan Indonesia mengeluarkan suatu pernyataan politik yang kemudian dikenal dengan Manifesto Politik (Manipol). Isinya: PI tetap menggunakan nama Indonesia sekaligus memakai nama Belanda yaitu Indonesische Vereeniging sebagai nama perkumpulannya.
2.           Kongres Pemuda 1928. Pada kongres pemuda 1928 para pemuda mengeluarkan sebuah Sumpah yaitu Sumpah Pemuda. Kongres ini WR. Supratman dengan gesekan biolanya memeperdengarkan lagu Indonesia Raya.

B.       Pengaruh Imperialisme dan Kolonialisme Barat di Indonesia
Dampak Politik, Sosial, Ekonomi, dan Budaya dari keberadaan Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia, sebagai berikut :
1.           Perubahan dalam Bidang Politik
a.        Baik Daendels maupun Raffles telah meletakkan dasar pemerintahan modern.Para Bupati dijadikan pegawai negeri dan diberi gaji, padahal menurut adat, kedudukan bupati adalah turun temurun dan mendapat upeti dari rakyat.Bupati telah menjadi alat kekuasaan pemerintah kolonial. Pamog praja yang dulu berdasarkan garis keturunan diubah menjadi sistem kepegawaian.
b.        Jawa menjadi pusat pemerintahan dan membaginya menjadi wilayah perfektuf.
c.        Hukum yang dulu menggunakan hukum adat diubah menggunakan sistem hukum barat modern.
d.       Belanda dan Inggris juga melakukan intervensi terhadap persoalan kerajaan, misalnya soal pergantian tahta kerajaan sehingga imperialis mendominasi politik di Indonesia.Akibatnya peranan elite kerajaan berkurang dalam bidang politik, bahkan kekuasaan pribumi mulai runtuh.
2.           Perubahan dalam dalam Bidang Sosial
a.         Pembentukan status sosial dimana yang tertingi adalah Eropa lalu Asia dan Timur Jauh yang terakhir kaum Pribumi.
b.        Terjadinya penindasan dan pemerasan secara kejam. Tradisi yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, Seperti upacara dan tata cara yang berlaku dalam lingkungan istana menjadi sanga sederhana, bahkan cenderung dihilangkan. Tradisi tersebut secara perlahan-lahan digantikan oleh tradisi pemerintah belanda.
c.         Daerah Indonesia terisolasi di laut sehingga kehidupan berkembang ke pedalaman. Kemunduran perdagangan di laut secara tak langsung menimbulkan budaya feodalisme di pedalaman. Dengan feodalisme rakyat pribumi dipaksa untuk tunduk/patuh pada tuan tanah Barat/Timur Asing. Sehingga kehidupan penduduk Indonesia megalami kemerosotan.
3.           Perubahan dalam Bidang Ekonomi
a.         Belanda membuka tambang minyak bumi di Tarakan Kaltim.
b.        Belanda membangun rel kereta api untuk memperlancar arus perdagagngan.
c.         Liberialisme ekonomi.
d.        Eksploitasi ekonomi, monopoli dagang VOC menyebabkan mundurnya perdagangan nusantara di panggung perdagangan internasional. Peranan syah bandar digantikan oleh para pejabat Belanda.
Kebijakan tanam paksa sampai sistem ekonomi liberal menjadikan Indonesia sebagai penghasil bahan mentah. Eksportirnya dilakukan oleh bangsa Belanda, pedagang perantara dipegang oleh orang timur asing terutama bangsa Cina dan bangsa Indonesia hanya menjadi pengecer, sehingga tidak memiliki jiwa wiraswasta jenis tanaman baru serta cara memeliharanya.
Dengan dilaksanakannya politik pintu terbuka, maka pengusaha pribumi yang modalnya kecil kalah bersaing sehingga gulung tikar.
Perkebunan di Jawa berkembang sedangkan di Sumatra kesulitan tenaga kerja sehingga dilakukan program transmigrasi.
Untuk mendukung program penanaman modal Barat di Indonesia pemerintah Belanda membangun : Irigasi, waduk, jalan raya, jalan kereta api dan pelabuhan. Untuk pembangunan tersebut digunakan tenaga secara paksa dengan sistem rodi (kerja paksa).
Dengan memperkenalkan sistem sewa tanah, terjadi pergeseran dari sistem ekonomi barang ke sistem ekonomi uang yang juga menyebar di kalangan petani.
4.           Perubahan dalam Bidang Budaya
a.         Tindakan pemerintah Belanda untuk menghapus kedudukan menurut adat penguasa pribumi dan menjadikan mereka pegawai pemerintah, merutuhkan kewibawaan tradisional penguasa pribumi.
b.        Upacara dan tatacara yang berlaku di istana kerajaan juga disederhanakan dengan demikian ikatan tradisi dalam kehidupan pribumi menjadi lemah.
c.         Dengan merosotnya peranan politik maka para elit politik baik raja maupun bangsawan mengalihkan perhatiannya ke bidang seni budaya. Contoh Paku Buwono V memerintahkan penulisan serat Centhini, R.Ng Ronggo Warsito menyusun Kitab Pustakaraya Purwa, Mangkunegara IV menyusun kitab Wedatama dan lain-lain.
d.        Budaya Barat berkembang secara meluas, bahkan merusak sendi-sendi kehidupan budaya tradisional yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Sebagai contohnya, kebiasaan minum minuman keras yang dilakukan oleh golongan bangsawan. Kebiasaan tersebut bukan milik asli bangsa Indonesia, tetapi kebiasaan yang berlaku di kalangan bangsa Barat yang dibawa oleh para penjajah (Westernisasi menyebar lewat jalur pendidikan dan pemerintahan).
e.         Birokrat menggunakan bahasa belanda sebagai simbol status mereka.
f.         Masuknya agama katholik dan protestan.

C.      Munculnya Pergerakan di Indonesia
a.    Faktor Pendorong Munculnya Pergerakan Nasional Indonesia
1.    Faktor Ekstern
a)    Munculnya kesadaran tentang pentingnya semangat kebangsaan, semangat nasional, perasaan senasib sebagai bangsa terjajah, serta keinginan untuk mendirikan negara berdaulat lepas dari cengkeraman imperialisme di seluruh negara-negara jajahan di Asia, Afrika, dan Amerika Latin pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.
b)   Fase tumbuhnya anti imperialisme tersebut berkembang bersamaan dengan atau dipengaruhi oleh lahirnya golongan terpelajar yang memperoleh pengalaman pergaulan internasional serta mendapatkan pemahaman tentang ide-ide baru dalam kehidupan bernegara yang lahir di Eropa, seperti demokrasi, liberalisme, sosialisme, dan komunisme melalui pendidikan formal dari negara-negara Barat.
c)    Paham-paham tersebut pada dasarnya mengajarkan tentang betapa pentingnya persamaan derajat semua warga negara tanpa membedakan warna kulit, asal usul keturunan, dan perbedaan keyakinan agama. Paham tersebut masuk ke Indonesia dan dibawa oleh tokoh-tokoh Belanda yang berpandangan maju, golongan terpelajar Indonesia yang memperoleh pendidikan Barat, serta alim ulama yang menunaikan ibadah haji dan memiliki pergaulan dengan sesama umat muslim seluruh dunia.
d)   Perang Dunia I (1914-1919) telah menyadarkan bangsa-bangsa terjajah bahwa negara-negara imperialis telah berperang di antara mereka sendiri. Perang tersebut merupakan perang memperebutkan daerah jajahan. Tokoh-tokoh pergerakan nasional di Asia, Afrika dan Amerika Latin telah menyadari bahwa kini saatnya telah tiba bagi mereka untuk melakukan perlawanan terhadap penjajah yang sudah lelah berperang.
e)    Munculnya rumusan damai mengenai penentuan nasib sendiri (self determination) Presiden Amerika Serikat Woodrow Wilson pasca perang dunia I disambut tokoh-tokoh pergerakan nasional Indonesia sebagai pijakan dalam perjuangan mewujudkan kemerdekaan.
f)    Lahirnya komunisme melalui Revolusi Rusia 1917 yang diikuti dengan semangat anti kapitalisme dan imperalisme telah mempengaruhi tumbuhnya ideologi perlawanan di negara-negara jajahan terhadap imperialisme dan kapitalisme Barat. Konflik ideologi dunia antara kapitalisme atau imperialisme sosialisme atau komunisme telah memberikan dorongan bagi bangsa-bangsa terjajah untuk melawan kapitalisme atau imperialisme Barat.
g)   Munculnya nasionalisme di Asia dan di negara-negara jajahan lainnya di seluruh dunia telah mengilhami tokoh-tokoh pergerakan nasional untuk melakukan perlawanan terhadap penjajahan Belanda. Kemenangan Jepang atas Rusia pada 1905 telah memberikan keyakinan bagi tokoh nasionalis Indonesia bahwa bangsa kulit putih Eropa dapat dikalahkan oleh kulit berwarna Asia. Demikian juga, model pergerakan nasional yang dilakukan oleh Mahatma Gandhi di India, Mustapha Kemal Pasha di Turki, serta Dr. Sun Yat Sen di Cina telah memberikan inspirasi bagi kalangan terpelajar nasionalis Indonesia bahwa imperialisme Belanda dapat dilawan melalui organisasi modern dengan cara memajukan ekonomi, pendidikan, sosial, budaya, dan politik pada bangsa Indonesia terlebih dahulu sebelum memperjuangkan kemerdekaan.
2.    Faktor Intern
a)    Penjajahan mengakibatkan terjadinya penderitaan rakyat Indonesia yang tidak terkira. Sistem penjajahan Belanda yang eksploitatif terhadap sumber daya alam dan manusia Indonesia serta sewenang-wenang terhadap warga pribumi telah menyadarkan penduduk Indonesia tentang adanya sistem kolonialisme dan imperialisme Barat yang menerapkan ketidaksamaan dan perlakuan yang membeda-bedakan (diskriminatif).
b)   Kenangan akan kejayaan masa lalu. Rakyat Indonesia pada umumnya menyadari bahwa mereka pernah memiliki negara kekuasaan yang jaya dan berdaulat di masa lalu (Sriwijaya dan Majapahit). Kejayaan ini menimbulkan kebanggaan dan meningkatnya harga diri sebagai suatu bangsa. Oleh karena itu, rakyat Indonesia berusaha untuk mengembalikan kebanggaan dan harga diri sebagai suatu bangsa tersebut.
c)    Lahirnya kelompok terpelajar yang memperoleh pendidikan Barat dan Islam dari luar negeri. Kesempatan ini terbuka setelah pemerintah kolonial Belanda pada awal abad ke-20 menjalankan Politik Etis (edukasi, imigrasi, dan irigasi). Orang-orang Indonesia yang memperoleh pendidikan Barat berasal dari kalangan priyayi abangan yang memiliki status bangsawan. Sebagian lainnya berasal dari kalangan priyayi dan santri yang secara sosial ekonomi memiliki kemampuan untuk menunaikan ibadah haji serta memperoleh pendidikan tertentu di luar negeri.
d)   Lahirnya kelompok terpelajar Islam telah menyadarkan bangsa Indonesia terjajah yang sebagian besar penduduknya beragama Islam. Kelompok intelektual Islam telah menjadi agent of change atau agen pengubah cara pandang masyarakat bahwa nasib bangsa Indonesia yang terjajah tersebut tidak dapat diperbaiki melalui belas-kasihan penjajah seperti Politik Etis misalnya. Nasib bangsa Indonesia harus diubah oleh bangsa Indonesia sendiri dengan cara memberdayakan bangsa melalui peningkatan taraf hidup di bidang ekonomi, pendidikan, sosial, dan budaya.
e)    Menyebarnya paham-paham baru yang lahir di Eropa, seperti demokrasi, liberalisme, sosialisme, dan komunisme di negeri jajahan (Indonesia) yang dilakukan oleh kalangan terpelajar.
f)    Muncul dan berkembangnya semangat persamaan derajat pada masyarakat Indonesia dan berkembang menjadi gerakan politik yang sifatnya nasional. Tindakan pemerintah kolonial yang semakin represif seperti pembuangan para pemimpin Indische Partiij pada 1913, ikut campurnya Belanda dalam urusan internal Sarekat Islam, dan penangkapan tokoh-tokoh nasionalis telah menimbulkan gerakan nasional untuk memperoleh kebebasan berbicara, berpolitik, serta menentukan nasib sendiri tanpa dicampuri pemerintah kolonial Belanda.

D.      Peristiwa Sumpah Pemuda
Ketika Budi Utomo terbentuk pada tanggal 20 Mei 1908, organisasi ini dipandang sebagai organisasi yang mampu menjadi wadah aspirasi para pemuda. Namun setelah terselenggaranya Konggres Budi Utomo yang I, peranan para pemuda didalamnya justru melemah, hal ini karena dalam kepengurusan Budi Utomo banyak didominasi oleh para pegawai negri dan pensiunan.
Pada tahun 1915, berdirilah sebuah organisasi kepemudaan yang bernama TRI KORO DARMO,yang memiliki tujuan :
1.            menjalin persatuan diantara para siswa sekolah menengah dan kejuruan
2.            memperluas pengetahuan umum bagi para anggotanya
3.            membangkitkan rasa cinta terhadap bahasa dan budaya sendiri
Keanggotaan Tri  Koro Darmo adalah para pemuda yang berasal dari Jawa, Madura, Sunda, Bali dan Lombok. Nama Tri Koro Darmo akhirnya berubah menjadi “Jong Java”. Kelahiran Jong Java akhirnya disusul dengan kelahiran organisasi organisasi kepemudaan di daerah lainnya, antara lain  Jong Islamienten Bond, Jong Cilebes, Jong Minahasa, Jong Ambon, Jong Batak dll.
Sejak tahun 1926 mulai terlihat adanya kecenderungan penyatuan organisasi organisasi pemuda yang telah ada, disamping itu mereka juga mulai memasuki kegiatan politik nasional, hal ini disebabkan karena semakin tebalnya jiwa kebangsaan bagi pemuda. Gejala ini ditandai dengan lahirnya beberapa organisasi pemuda yang bersifat nasional dan langsung memasuki gelanggang  politik, yaitu :
1.           Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), yang bertujuan “menggalang persatuan dari seluruh organisasi pemuda untuk berjuang bersama sama melawan penjajah Belanda”. PPPI berfikir bahwa tujuannya akan tercapai apabila sifat kedaerahan dihilangkan.
2.           Pemuda Indonesia (PI), yang bertujuan “memperkuat dan memperluas ide kesatuan nasional Indonesia” PI berfikir bahwa tujuannya akan tercapai dengan jalan mendirikan organisasi organisasi kepanduan dan mengadakan kerjasama dengan organisasi yang lain.

PPPI dan PI adalah dua organisasi pemuda yang mempelopori diselenggarakannya Konggres Pemuda I dan Konggres Pemuda II.

Konggres Pemuda I
Diselenggarakan pada tanggal 30 April – 2 Mei 1926, di Jakarta, dan diketuai oleh Muhammad Tabrani dengan dihadiri beberapa tokoh pemuda, dengan dua keputusan penting, yaitu :
1.           semua perkumpulan pemuda bersatu dalam wadah organisasi “Pemuda Indonesia”
2.           mempersiapkan pelaksanaan Konggres Pemuda II

Konggres Pemuda II
Seusai Konggres Pemuda I, para pemuda semakin menyadari bahwa perjuangan kemerdekaan Indonesia hanya akan dicapai melelui.ersatuan. Pada tahun 1928 alam pikiran pemuda Indonesia sudah mulai dipenuhi oleh jiwa persatuan, rasa bangga dan rasa memiliki cita cita yang tinggi, yaitu Indonesia merdeka
Peristiwa sejarah Soempah Pemoeda atau Sumpah Pemuda merupakan suatu pengakuan dari Pemuda-Pemudi Indonesia yang mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa. Sumpah Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 hasil rumusan dari Kerapatan Pemoeda-Pemoedi atau Kongres Pemuda II Indonesia yang hingga kini setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda.
Kongres Pemuda II dilaksanakan tiga sesi di tiga tempat berbeda oleh organisasi Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang beranggotakan pelajar dari seluruh wilayah Indonesia. Kongres tersebut dihadiri oleh berbagai wakil organisasi kepemudaan yaitu Jong Java, Jong Batak, Jong, Celebes, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Jong Ambon, dsb serta pengamat dari pemuda tiong hoa seperti Kwee Thiam Hong, John Lauw Tjoan Hok, Oey Kay Siang dan Tjoi Djien Kwie.

Isi Dari Sumpah Pemuda Hasil Kongres Pemuda Kedua :
PERTAMA     :    Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Bertoempah Darah Jang Satoe, Tanah Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Bertumpah Darah Yang Satu, Tanah Indonesia).
KEDOEA       :    Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Berbangsa Yang Satu, Bangsa Indonesia).
KETIGA         :    Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia).

Dalam peristiwa sumpah pemuda yang bersejarah tersebut diperdengarkan lagu kebangsaan Indonesia untuk yang pertama kali yang diciptakan oleh W.R. Soepratman. Lagu Indonesia Raya dipublikasikan pertama kali pada tahun 1928 pada media cetak surat kabar Sin Po dengan mencantumkan teks yang menegaskan bahwa lagu itu adalah lagu kebangsaan. Lagu itu sempat dilarang oleh pemerintah kolonial hindia belanda, namun para pemuda tetap terus menyanyikannya.

Apabila kita ingin mengetahui lebih lanjut mengenai banyak hal tentang Sumpah Pemuda kita bisa menunjungi Museum Sumpah Pemuda yang berada di Gedung Sekretariat PPI Jl. Kramat Raya 106 Jakarta Pusat. Museum ini memiliki koleksi utama seperti biola asli milik Wage Rudolf Supratman yang menciptakan lagu kebangsaan Indonesia Raya serta foto-foto bersejarah peristiwa Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 yang menjadi tonggak sejarah pergerakan pemuda-pemudi Indonesia.