KURIKULUM 2013 (REVISI 2016)
Geografi SMA IPS
By :
Supartiningsih, S.Pd
BAB 1 PENGETAHUAN DASAR GEOGRAFI
Istilah georafi pertama kali diperkenalkan oleh Eratosthenes yang diambil
dari bahasa yunani yaitu geo dan graphein. Geo artinya bumi dan
Graphein artinya lukisan atau gambaran. Jadi, Geografi adalah ilmu yang
mempelajari lukisan atau gambaran tentang
bumi. Menurut IGI, Geografi diartikan sebagai
ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan menggunakan
sudut pandang kewilayahan dan kelingkungan dalam konteks keruangan.
A. Objek Studi Geografi
1. Objek Formal: pendekatan keruangan, pendekatan kewilayahan,
dan pendekatan kelingkungan.
2. Objek Material: fenomena-fenomena
geosfer (atmosfer, hidrosfer, litosfer, biosfer, dan antroposfer).
B. Konsep Geografi
1. Lokasi:
letak, berhubungan dengan tempat. Lokasi absolut/mutlak :
letak astonomis Indonesia. Letak relatif : letak geografis/batas
2. Jarak:
jarak antara suatu wilayah dengan wilayah lain. (km/jam)
3. Keterjangkauan:
kondisi medan, ketersediaan sarana transportasi, dan komunikasi suatu wilayah,
sulit mudahnya dijangkau.
4. Pola:
susunan, bentuk, dan persebaran fenomena (alami/sosial budaya). Pola
aliran sungai, pemukiman penduduk.
5. Morfologi:
bentuk lahan.
6. Aglomerasi:
persebaran yang cenderung mengelompok.
7. Nilai
kegunaan: manfaat tempat tersebut.
8. Interaksi/interdependensi:
hubungan, saling mempengaruhi, timbal-balik.
9. Diferensiasi
areal: perbedaan wilayah.
10. Keterkaitan
ruang: keterkaitan persebaran antar fenomena.
C. Prinsip Geografi
1. Distribusi:
persebaran fenomena geografi.
2. Interelasi:
keterkaitan antara manusia dengan alam (sebab akibat).
3. Deskripsi:
penjelasan fenomena yang ada di bumi.
4. Korologi:
kondisi suatu wilayah (perpaduan distribusi, interelasi, deskripsi).
D. Pendekatan Geografi
1. Keruangan:
memperhatikan faktor letak, distribusi (persebaran), interrelasi, serta
interaksinya.
2. Kelingkungan:
menelaah gejala interaksi dan interrelasi antara komponen fisikal (alamiah)
dengan nonfisik (sosial).
3. Kewilayahan: membandingkan berbagai kawasan di muka Bumi
dengan memperhatikan aspek-aspek keruangan dan lingkungan dari masing-masing
wilayah secara komprehensif .
E. Aspek-aspek Geografi
1. Aspek Ekonomi, meliputi unsur pertanian, perkebunan,
pertambangan, perikanan, industri, perdagangan, transportasi, dan pasar.
2. Aspek Topologi, meliputi unsur letak, batas, luas, dan
bentuk (morfologi) wilayah.
3. Aspek Nonbiotik, meliputi unsur kondisi tanah, hidrologi
(tata air), dan kondisi iklim.
4. Aspek Biotik, meliputi unsur vegetasi (tetumbuhan), hewan,
dan penduduk.
5. Aspek Sosial, meliputi unsur tradisi, adat-istiadat,
komunitas, kelompok masyarakat, dan lembaga-lembaga sosial.
6. Aspek Budaya, meliputi unsur pendidikan, agama, bahasa, dan
kesenian.
7. Aspek Politik, meliputi unsur pemerintahan dan kepartaian.
8. Aspek fisik berkaitan
dengan faktor alam yaitu: geomorfologi
hidrologi,pedologi, dll
F. Cabang Ilmu Geografi
1. Meteorologi: mempelajari cuaca.
2. Klimatologi: mempelajari iklim.
3. Oseanografi: mempelajari lautan.
4. Hidrologi: mempelajari air permukaan (sungai, rawa, danau)
dan air tanah.
5. Geologi: mempelajari bumi secara
keseluruhan (lapisan, struktur).
6. Geomorfologi: mempelajari bentuk muka
bumi dan prosesnya.
7. Botani: mempelajari
tumbuh-tumbuhan.
8. Zoologi: mempelajari hewan.
9. Demografi: mempelajari
perkembangan penduduk (persebaran, susunan).
10. Antropologi: mempelajari manusia dan
kehidupannya (ras, budaya).
BAB 2 Pengetahuan
Dasar Pemetaan
Peta
Pengertian peta secara umum adalah gambaran dari permukaan bumi yang
digambar pada bidang datar, yang diperkecil dengan skala tertentu dan
dilengkapi simbol sebagai penjelas. Berikut beberapa pengertian peta dari para
ahli.
n Menurut ICA (International
Cartographic Association) Peta adalah gambaran atau representasi
unsur-unsur ketampakan abstrak yang dipilih dari permukaan bumi yang ada
kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa, yang pada umumnya
digambarkan pada suatu bidang datar dan diperkecil/diskalakan.
n Menurut Aryono Prihandito (1988) Peta merupakan gambaran
permukaan bumi dengan skala tertentu, digambar pada bidang datar melalui sistem
proyeksi tertentu.
n Menurut Erwin Raisz (1948) Peta adalah gambaran konvensional
dari ketampakan muka bumi yang diperkecil seperti ketampakannya kalau dilihat
vertikal dari atas, dibuat pada bidang datar dan ditambah tulisan-tulisan
sebagai penjelas.
n Menurut Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional
(Bakosurtanal 2005) Peta merupakan wahana bagi penyimpanan dan penyajian data
kondisi lingkungan, merupakan sumber informasi bagi para perencana dan
pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan.
Peta dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
a.
Berdasarkan Sumber Datanya
(1)
Peta Induk (Basic Map) yaitu peta yang dihasilkan dari survei langsung di
lapangan.
(2)
Peta Turunan (Derived Map) Peta turunan yaitu peta yang dibuat berdasarkan pada
acuan peta yang sudah ada, sehingga tidak memerlukan survei langsung ke
lapangan.
b.
Berdasarkan Isi Data yang Disajikan
· Peta Umum yaitu peta yang menggambarkan semua unsur
topografi di permukaan bumi, baik unsur alam maupun unsur buatan manusia, serta
menggambarkan keadaan relief permukaan bumi yang dipetakan. Peta umum dibagi menjadi 3, sebagai berikut.
a)
Peta topografi, yaitu peta yang menggambarkan permukaan bumi lengkap dengan
reliefnya.
b)
Peta chorografi, yaitu peta yang menggambarkan seluruh atau sebagian permukaan
bumi yang bersifat umum, dan biasanya berskala sedang. Contoh peta chorografi
adalah atlas.
c)
Peta dunia, yaitu peta umum yang berskala sangat kecil dengan cakupan wilayah
yang sangat luas.
· Peta Tematik yaitu peta yang menggambarkan informasi dengan
tema tertentu/ khusus. Misal peta geologi, peta penggunaan lahan, peta
persebaran objek wisata, peta kepadatan penduduk, dan sebagainya.
c.
Berdasarkan Skalanya Berdasarkan pada
skalanya peta dibagi sebagai berikut.
· Peta Kadaster/Peta Teknik Peta ini mempunyai skala sangat
besar antara 1 : 100 – 1 : 5000 Peta kadaster ini sangat rinci sehingga banyak
digunakan untuk keperluan teknis, misalnya untuk perencanaan jaringan jalan,
jaringan air, dan sebagainya.
· Peta Skala Besar Peta ini mempunyai skala antara 1 : 5.000
sampai 1 : 250.000. Biasanya peta ini digunakan untuk perencanaan wilayah.
· Peta Skala Sedang Peta ini mempunyai skala antara 1 :
250.000 sampai 1 : 500.000.
· Peta Skala Kecil Peta ini mempunyai skala antara 1 : 500.000
sampai 1 : 1.000.000.
· Peta Geografi/Peta Dunia Peta ini mempunyai skala lebih
kecil dari 1 : 1.000.000.
Unsur-unsur peta
a.
Judul Peta. Pemberian judul peta tidak
harus berada di atas, penempatannya bisa di mana saja selama tidak mengganggu
makna dari peta, dan masih berada pada garis tepi peta. Dengan adanya judul,
maka pembaca akan mengetahui isi peta tersebut.
b.
Garis Tepi (Border) adalah garis yang
terletak di bagian tepi peta dan ujung-ujung tiap garis bertemu dengan ujung
garis yang berdekatan. Biasanya garis ini dibuat rangkap dua dan tebal.
c.
Orientasi merupakan arah penunjuk mata
angin. Pada peta biasanya arah mata angin menunjuk ke utara.
d.
Skala Peta menunjukkan perbandingan
jarak, antara jarak di peta dengan jarak sebenarnya di lapangan.
e.
Legenda adalah keterangan mengenai
simbol-simbol yang terdapat di dalam peta.
f.
Garis Bujur dan Garis Lintang disebut
juga dengan garis astronomi. Garis bujur biasanya ditunjukkan dengan satuan
derajat.
g.
Simbol Peta merupakan tanda
konvensional yang terdapat di dalam peta untuk mewakili keadaan sebenarnya yang
ada di lapangan.
h.
Lettering ]adalah semua tulisan yang
bermakna yang terdapat pada peta. Bentuk huruf meliputi huruf kapital, huruf
kecil, kombinasi huruf kapital-kecil, tegak (Roman),
dan miring (Italic
i.
Sumber Data dan Tahun Pembuatan Sumber
data dan tahun pembuatan perlu dimasukkan dalam peta agar bisa diketahui dari
mana asal datanya dan tahun pembuatannya.
j.
Warna Peta mempunyai peranan yang
sangat penting dalam membedakan berbagai unsur yang terdapat dalam peta.
Proyeksi peta
ialah cara pemindahan lintang/ bujur yang terdapat pada lengkung permukaan bumi
ke bidang datar. Menurut bidang proyeksinya, proyeksi peta dapat dibedakan
menjadi tiga bentuk, yaitu proyeksi azimuthal, proyeksi kerucut, dan proyeksi
silinder.
a.
Proyeksi Azimuthal
Proyeksi
azimuthal ialah proyeksi yang menggunakan bidang datar sebagai bidang proyeksinya.
Proyeksi bentuk ini terdiri atas tiga macam, yaitu sebagai berikut.
1.
Proyeksi gnomonik, yaitu proyeksi yang
titik Y-nya terletak di pusat lingkaran.
2.
Proyeksi stereografik, yaitu proyeksi
yang titik Y-nya berpotongan (berlawanan) dengan bidang proyeksi.
3.
Proyeksi orthografik, yaitu proyeksi
yang titik Y-nya terletak jauh di luar lingkaran.
b.
Proyeksi Kerucut
Proyeksi
bentuk ini diperoleh dengan jalan memproyeksikan globe pada bidang kerucut yang
melingkupinya. Puncak kerucut berada di atas kutub (utara) yang kemudian
direntangkan. Proyeksi dengan cara ini akan menghasilkan gambar yang baik
(relatif sempurna) untuk di daerah kutub utara dan di daerah kutub selatan.
c.
Proyeksi Silinder
Proyeksi
silinder diperoleh dengan jalan memproyeksikan globe pada bidang tabung
(silinder) yang diselubungkan, kemudian direntangkan.
· Menghitung skala = Jp/Js
· Menghitung jarak sebenarnya = jarak pada peta x skala (km)
· Menghitung jarak pada peta = jarak sebenarnya / skala (cm)
· Memperkecil skala = skala x jumlah perkecilnya
· Memperbesar skala = skala / jumlah perkecilnya
· Kenampakan objek dengan skala = ukuran bangunan di peta =
objek di lapangan / skala
· Mencari skala peta pada peta kedua =
· Merubah skala garis menjadi skala angka= jumlah garis
/ angka skala
· Menghitung skala kontur = Skala = CI x 2000 m
· Mencari kontur interval/beda tinggi (CI) = CI = 1/2000 x skala
Pengindraan Jauh
Istilah pengindraan jauh (remote sensing) pertama kali diperkenalkan
oleh Parker di Amerika Serikat pada akhir tahun 1950-an dari instansi kelautan
Amerika Serikat. Pada awal tahun 1970-an, istilah serupa juga digunakan di
Prancis dengan sebutan “Teledetection”, di Jerman dengan istilah “Fenerkundung”
serta di Spanyol dengan istilah “Teleperception”. Beberapa ahli mendefinisikan
pengindraan jauh sebagai berikut.
a.
Menurut Lillesand dan Kiefer
Pengindraan jauh adalah ilmu] dan seni
untuk memperoleh informasi tentang objek, daerah atau gejala dengan jalan
menganalisis data yang diperoleh dengan
menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap objek, atau gejala yang dikaji.
b.
Menurut Lindgren Pengindraan jauh
adalah berbagai teknik yang dikembangkan untuk memperoleh dan menganalisis
tentang bumi.
c.
Menurut American Society of
Photogrametry Pengindraan jauh adalah pengukuran atau perolehan informasi dari
beberapa sifat objek atau fenomena dengan menggunakan alat perekam yang secara
fisik tidak terjadi kontak langsung atau bersinggungan dengan objek atau
fenomena yang dikaji.
Sensor dalam pengindraan jauh dibedakan
menjadi 2 jenis, yaitu sensor aktif dan sensor pasif.
a.
Sensor aktif, yaitu suatu alat yang
dilengkapi dengan pemancar dan alat penerima pantulan gelombang. Contoh
pengindraan jauh radar dan pengindraan jauh sonar.
b.
Sensor pasif, yaitu sensor yang hanya
dilengkapi dengan alat penerima berupa pantulan gelombang elektromegnetik.
Komponen-komponen pengindraan jauh :
a.
Sumber Tenaga Dalam pengindraan jauh
harus ada tenaga untuk memantulkan atau memancarkan objek di permukaan bumi.
Tenaga yang digunakan adalah tenaga elektromagnetik, dengan sumber utamanya
adalah matahari.
b.
Interaksi antara Tenaga dan Objek
Setiap objek mempunyai sifat tertentu dalam memantulkan atau memancarkan tenaga
ke sensor.
c.
Sensor berfungsi untuk menerima dan
merekam tenaga yang datang dari suatu objek.
d.
Perolehan Data dapat dilakukan dengan
cara manual secara visual, maupun dengan
numerik atau digital.
e.
Pengguna Data (User). Kemampuan
pengguna data dalam menerapkan hasil pengindaraan jauh juga dipengaruhi oleh
pengetahuan yang mendalam tentang disiplin ilmu masing-masing maupun cara
pengumpulan data dari sistem pengindraan jauh.
Citra adalah
gambaran suatu objek yang tampak pada cermin melalui lensa kamera atau hasil
pengindraan yang telah dicetak Citra dapat dibedakan menjadi dua, yaitu citra
foto dan citra nonfoto.
1.
Citra Foto
Citra foto
adalah gambaran suatu objek yang dibuat dari pesawat udara, dengan menggunakan
kamera udara sebagai alat pemotret. Hasilnya dikenal dengan istilah foto udara.
Citra foto dapat dibedakan menurut beberapa aspek, antara lain sebagai berikut.
a.
Berdasarkan Spektrum Elektromagnetik
yang Digunakan Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan, citra foto
dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:
1)
Foto Ultraviolet adalah foto yang
dibuat dengan menggunakan spektrum ultraviolet dekat dengan panjang gelombang
0,29 mikrometer.
2)
Foto Ortokromatik adalah foto yang
dibuat dengan menggunakan spektrum tampak dari saluran biru hingga sebagian
hijau (0,4 – 0,56 mikrometer).
3)
Foto Pankromatrik adalah foto yang
menggunakan seluruh spektrum tampak mata mulai dari warna merah hingga ungu.
4)
Foto Infra Merah adalah foto yang
dibuat dengan menggunakan spektrum infra merah dekat, dengan panjang gelombang
0,9 – 1,2 mikrometer, yang dibuat secara khusus yang terletak pada saluran
merah dan sebagian saluran hijau.
b.
Berdasarkan Arah Sumbu Kamera ke
Permukaan citra foto dapat dibedakan menjadi 2, yaitu foto vertikal (tegak) dan
foto condong (miring).
1)
Foto vertikal atau foto tegak (orto
photograph), yaitu foto yang dibuat dengan sumbu kamera tegak lurus terhadap
permukaan bumi.
2)
Foto condong atau miring (oblique
photograph), yaitu foto yang dibuat dengan sumbu kamera menyudut terhadap garis
tegak lurus ke permukaan bumi.
c.
Berdasarkan Jenis Kamera yang Digunakan
Berdasarkan jenis kamera yang digunakan, citra foto dapat dibedakan menjadi 2,
yaitu foto tunggal dan foto jamak.
1)
Foto tunggal, yaitu foto yang dibuat
dengan kamera tunggal. Tiap daerah liputan foto hanya tergambar satu lembar
foto.
2)
Foto jamak, yaitu beberapa foto yang
dibuat pada saat yang sama dan menggambarkan daerah liputan yang sama.
d.
Berdasarkan Warna yang Digunakan
Berdasarkan warna yang digunakan, citra foto dibedakan menjadi dua, yaitu foto
berwarna semu dan foto berwarna asli.
1)
Foto berwarna semu (false color) atau
foto infra merah berwarna.
2)
Foto warna asli (true color), yaitu
foto pankromatik berwarna.
e.
Berdasarkan Wahana yang Digunakan
Berdasarkan wahana yang digunakan, citra foto dapat dibagi menjadi foto udara
dan foto satelit.
1)
Foto udara, yaitu foto yang dibuat dari
pesawat/balon udara.
2)
Foto satelit atau foto orbital, yaitu
foto yang dibuat dari satelit.
2.
Citra Nonfoto
Citra nonfoto adalah gambaran suatu
objek yang diambil dari satelit dengan menggunakan sensor. Hasilnya dikenal
dengan istilah foto satelit.
Citra
nonfoto dapat dibedakan sebagai berikut.
a.
Berdasarkan Spektrum Elektromagnetik
Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan, citra nonfoto dibedakan
menjadi 2 sebagai berikut.
a.
Citra infra merah termal, yaitu citra
yang dibuat dengan spektrum infra merah thermal.
b.
Citra radar dan citra gelombang mikro,
yaitu citra yang dibuat dengan spektrum gelombang mikro.
b.
Berdasarkan Sensor yang Digunakan
Berdasarkan sensor yang digunakan, citra nonfoto dibedakan menjadi 2, sebagai
berikut.
a.
Citra tunggal, yaitu citra yang dibuat
dengan sensor tunggal.
b.
Citra multispektral, yaitu citra yang
dibuat dengan sensor jamak.
c.
Berdasarkan Wahana yang Digunakan
Berdasarkan wahana yang digunakan, citra nonfoto dibedakan menjadi 2, sebagai
berikut.
a.
Citra dirgantara (Airborne image),
yaitu citra yang dibuat dengan wahana yang beroperasi di udara (dirgantara).
Contoh: citra infra merah thermal, citra radar, dan citra MSS.
b.
Citra satelit (Satellite/Spaceborne
Image), yaitu citra yang dibuat dari antariksa atau angkasa luar. Citra ini
dibedakan menurut penggunaannya, sebagai berikut.
· Citra Satelit untuk pengindraan planet. Contoh Citra Satelit
Viking (AS), Citra Satelit Venera (Rusia).
· Citra Satelit untuk pengindraan cuaca. Contoh NOAA (AS) dan
Citra Meteor (Rusia).
· Citra Satelit untuk pengindraan sumber daya bumi. Contoh
Citra Landsat (AS), Citra Soyuz (Rusia), dan Citra SPOT (Perancis).
· Citra Satelit untuk pengindraan laut. Contoh Citra Seasat
(AS) dan Citra MOS (Jepang).
Benda yang
tergambar pada citra dapat dikenali berdasarkan ciri yang terekam oleh sensor,
yaitu sebagai berikut.
1.
Ciri spasial, adalah ciri yang
berkaitan dengan ruang, yang meliputi bentuk, ukuran, tekstur, pola, situs,
bayangan, dan asosiasi.
2.
Ciri spektral, adalah ciri yang
dihasilkan oleh tenaga elektromagnetik dengan benda yang dinyatakan dengan rona
dan warna. Rona adalah tingkat kehitaman atau keabuan suatu gambar objek pada
citra. Benda yang banyak memantulkan atau memancarkan tenaga, maka rona pada
citra berwarna asli tampak cerah.
3.
Ciri temporal, adalah ciri yang terkait
dengan umur dan waktu benda pada saat perekaman, misalnya rekaman sungai musim
hujan tampak cerah, sedang pada musim kemarau tampak gelap.
Interpretasi Citra Hasil Pengindraan Jauh
1.)
Alat Pengamat Citra
a.
Alat Pengamat Stereoskopik ini berupa
stereoskop yang dapat digunakan untuk
pengamatan tiga dimensi. Stereoskop ada 3 macam yaitu stereoskop lensa, cermin,
dan mikroskopik.
· Stereoskop lensa, pada saat ini stereoskop lensa merupakan
alat yang banyak digunakan karena harganya murah, mudah dibawa, cara kerja, dan
perawatannya mudah.
· Stereoskop cermin, stereoskop ini dirancang untuk pengamatan
stereoskopik bagi pasangan foto stereo yang berukuran baku dengan daerah
pertampakan yang luas.
· Stereoskop mikroskopik, disebut setreoskop mikroskopik
karena sangat besar pembesarannya, sehingga fungsinya mirip dengan mikroskop.
Stereoskop jenis ini dibagi lagi menjadi 2, yaitu stereoskop zoom
(pembesarannya dapat dilakukan berkali-kali) dan interpretoskop (mirip dengan mikroskop).
b.
Alat Pengamat Nonstrereoskopik Alat
pengamatan nonstereoskopik dapat berupa kaca pembesar (loupe), meja sinar, dan
pengamat optik dan elektronik.
Tahap-Tahap Pengenalan Objek pada Citra
a.
Deteksi Deteksi adalah usaha penyadapan
data secara global, baik yang tampak maupun yang tidak tampak.
b.
Identifikasi Identifikasi adalah kegiatan
untuk mengenali objek yang tergambar pada citra yang dapat dikenali berdasarkan
ciri yang terekam oleh sensor dengan alat stereoskop.
c.
Pengenalan Akhir (Recognition)
Pengenalan akhir diartikan sebagai pengerjaan ciri-ciri yang terekam, kemudian
disimpulkan objek apa yang terekam.
Unsur-Unsur Interpretasi Citra
a.
Rona adalah tingkat gelap cerahnya
objek pada citra.
b.
Bentuk adalah pengenalan objek pada
citra berdasarkan bentuknya. Contoh, gedung sekolah pada umumnya berbentuk
menyerupai huruf I, L, atau U.
c.
Ukuran adalah ciri objek berupa jarak,
luas, tinggi lereng, dan volume. Contoh, lapangan olah raga sepak bola
dicirikan oleh bentuk segi empat dan ukuran yang tetap sekitar 80 – 100 m.
d.
Tekstur adalah frekuensi perubahan rona
pada citra. Tekstur dinyatakan dalam ukuran kasar, sedang, dan halus. Contoh,
hutan bertekstur kasar, belukar bertekstur sedang, dan semak bertekstur halus.
e.
Pola atau susunan keruangan merupakan
ciri yang menandai banyaknya objek buatan manusia dan beberapa objek alamiah.
Contoh, permukiman transmigrasi dikenali dengan pola yang teratur, yaitu ukuran
rumah yang jaraknya seragam, dan selalu menghadap ke jalan. Kebun karet,
kelapa, kopi mudah dibedakan dengan hutan atau vegetasi lainnya dengan polanya
yang teratur, yaitu dari pola serta jarak tanamnya.
f.
Situs adalah letak suatu objek terhadap
objek lain di sekitarnya. Contoh, permukiman pada umumnya memanjang di tepi
sungai atau sepanjang jalan raya.
g.
Bayangan bersifat menyembunyikan objek
yang berada di daerah gelap. Bayangan merupakan kunci pengenalan yang penting
dari beberapa objek. Dengan adanya bayangan, objek akan tampak lebih jelas.
Contoh, lereng terjal tampak lebih jelas dengan adanya bayangan, begitu juga
cerobong asap dan menara, tampak lebih jelas dengan adanya bayangan.
h.
Asosiasi adalah keterkaitan antara
objek yang satu dengan objek lainnya. Contoh, stasiun kereta api berasosiasi
dengan jalan kereta api yang jumlahnya lebih dari satu atau bercabang.
Pengenalan Objek pada Foto Pankromatik Skala Besar
a.
Unsur Bentang Budaya
1)
Jalan rona : berbeda jelas terhadap
sekitar, bentuk : memanjang dengan lebar seragam dan relatif lurus, tekstur :
halus dan seragam, dan asosiasi : ada jembatan di jalan menyilang dan ada pohon
peneduh di beberapa tempat sepanjang jalan.
2)
Jalan kereta api rona : berbeda
terhadap sekitar, kadang cerah dan kadang gelap, tergantung objek di
sekitarnya, bentuk : menyerupai jalan, tetapi percabangannya tidak bersudut besar melainkan membusur
lemah, dan asosiasi : di beberapa tempat, kadang tampak gerbong kereta api.
3)
Bandar udara bentuk : datar dan pola
teratur, ukuran : luas (beberapa hektar), asosiasi : tampak jelas landasan yang
lurus, lebar, rona kelabu gelapgelap, dan tekstur : halus.
4)
Lapangan sepak bola rona : cerah oleh
rumput, bentuk : empat persegi panjang, ukuran : sekitar 80 m x 100 m, tekstur
: halus, dan asosiasi : ada gawang.
5)
Perumahan bentuk : persegi panjang atau
kumpulan beberapa persegi panjang, ukuran : pada umumnya 30 – 200 m2, asosiasi
: ada jalan setapak, jalan lingkungan, jalan penghubung, atau jalan besar, dan
tekstur : kasar.
6)
Gedung sekolah bentuk : menyerupai
huruf I, L, U, atau gabungannya, ukuran : lebih besar daripada rumah mukim
biasa, dan asosiasi : ada halaman tampat bermain, kadang dekat dengan lapangan
olah raga.
7)
Pabrik bentuk : atap berbentuk
sederhana, dan relatif lurus, ukuran : besar dan panjang, pola : beberapa
gedung sering bergabung atau berjarak
rapat, dan asosiasi : ada tempat bongkar muat barang, kadang tampak
tangki air, cerobong asap, dan gudang.
8)
Sawah bentuk : petak-petak persegi
panjang teratur di daerah datar. Bentuk datar pada tiap petak dibatasi oleh
pematang, tekstur : seragam untuk satu petak, dapat berbeda dari satu petak ke
petak lain, rona : seragam untuk satu petak, dapat berbeda dari satu petak ke
petak lain, dan asosiasi : ada saluran irigasi.
b.
Unsur Bentang Alam
1)
Sungai rona : gelap pada musim kemarau
dan cerah pada musim penghujan, tekstur : halus seragam, bentuk : memanjang
dengan arah tak beraturan, ukuran : lebar tidak seragam, dan asosiasi : kadang
tampak gosong sungai yang runcing ke arah hulu dan melebar ke arah muara.
2)
Hutan mangrove rona : gelap karena
nilai pantulannya kecil, ukuran : tingginya seragam, dan situs : pantai yang
becek atau tepi sungai hingga batas payau.
3)
Hutan rawa ukuran : tinggi sangat beraneka,
dari yang pendek hingga 50 m, tekstur : tidak seragam karena tingginya
beraneka, situs : tampak perairannya dengan rona gelap, dan rona : beraneka
dengan latar belakang gelap.
Manfaat Citra Pengindraan Jauh
1.
Bidang hidrologi (Landsat, ERS, SPOT)
digunakan sebagai: a. pemantauan daerah aliran sungai dan konservasi sungai, b.
pemantauan luas daerah dan intensitas banjir, dan c. pemetaan sungai dan studi
sedimentasi sungai.
2.
Ilmu-ilmu kebumian (Geologi, Geodesi,
dan Geofisika) (Landsat, Geosat, SPOT) digunakan sebagai: a. pemetaan permukaan
bumi, b. menentukan struktur geologi, c. pemantauan distribusi sumber daya
alam, d. pemantauan lokasi, kerusakan dan jenis vegetasi hutan, e. pemantauan
adanya bahan tambang antara lain uranium, emas, minyak bumi, batubara, timah,
dan kekayaan laut, f. pemantauan pencemaran laut dan lapisan minyak di laut,
dan g. pemantauan di bidang pertahanan dan bidang militer.
3.
Bidang Kelautan a. pengamatan fisis
laut, b. pengamatan pasang surut dan gelombang laut (tinggi, arah, dan frekuensi),
c. mencari lokasi upwelling dan distribusi suhu permukaan, dan d. studi
perubahan pantai, erosi sedimentasi (Landsat dan SPOT).
4.
Bidang Meteorologi a. untuk pengamatan
iklim suatu daerah melalui pengamatan jenis awan dan kandungan air dan udara,
b. untuk membantu menganalisis cuaca dan peramalan atau prediksi dengan
menentukan daerah tekanan tinggi dan daerah tekanan rendah, daerah hujan, serta
badai siklon, dan c. mengamati sistem atau pola angin permukaan.
5.
Bidang Tata Guna Lahan Dapat memberikan
informasi tentang keadaan lahan, citra dapat digunakan untuk membantu
perencanaan tata guna tanah, misalnya untuk pemukiman, perindustrian, areal
pertanian, dan areal hutan.
6.
Bidang Geografi Bagi para peneliti,
khususnya peneliti bidang geografi, citra mampu memberikan data geografi,
sehingga memudahkan untuk melihat hubungan antara fenomena yang satu dan
fenomena yang lain serta dalam pengambilan suatu keputusan. Selain itu citra
juga dapat digunakan untuk menjelaskan pola keruangan baik secara parsial
maupun secara kompleks.
7.
Bidang Tata Ruang dan Pemetaan Daerah
Bencana a. Citra dapat memberi petunjuk untuk pemetaan daerah bencana alam
secara cepat pada saat terjadi bencana. Misalnya pemetaan daerah gempa bumi,
daerah banjir, daerah yang terkena angin ribut, atau letusan gunung berapi. b.
Citra merupakan alat yang baik untuk memantau perubahan yang terjadi di suatu
daerah, seperti pembukaan hutan, pemekaran kota, perubahan kualitas lingkungan,
dan sebagainya. c. Citra juga dapat digunakan untuk meramalkan keadaan di masa
yang akan datang dan sekaligus untuk mencegah kemungkinan-kemungkinan kejadian
di masa yang akan datang.
Keunggulan dan Keterbatasan Citra Pengindraan Jauh
1.
Keunggulan Citra Pengindraan Jauh Citra
mempunyai beberapa keunggulan, antara lain sebagai berikut.
a.
Citra dapat dibuat secara cepat
walaupun untuk daerah yang sulit dijelajahi. Hal ini sangat penting untuk
pemetaan suatu daerah.
b.
Ketelitian citra dapat diandalkan,
khususnya untuk daerah teritorial atau daratan.
c.
Daerah jangkauan citra sangat luas.
d.
Pemakaian citra dapat menghemat waktu,
tenaga, dan biaya.
2.
Keterbatasan Citra Pengindraan Jauh
a.
Tidak semua data dapat disadap. Data
yang diperoleh terbatas pada data objek atau gejala yang tampak langsung pada
citra. Kelompok objek atau gejala ini meliputi jenis tanah, jenis batuan, air
tanah, kualitas perumahan, dan pencemaran air. Objek atau gejala yang tidak
mungkin disadap datanya dari citra antara lain migrasi, susunan penduduk, dan
produksi padi per hektar.
b.
Ketelitian hasil interpretasi citra
sangat tergantung pada kejelasan wujud objek atau gejala pada citra dan
tergantung pula pada karakteristik yang digunakan untuk menyidiknya.
SIG
a.
Demers (1997), SIG adalah sistem
komputer yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa, mengintegrasikan, dan
menganalisis informasi-informasi yang berhubungan dengan permukaan bumi.
b.
Esri (1990), SIG adalah kumpulan yang
terorganisir dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografi, dan
personil yang dirancang secara efisien untuk memperoleh, menyimpan,
meng-update, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan semua bentuk informasi
yang bereferensi geografi.
c.
Rice (2000), SIG adalah sistem komputer
yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memeriksa, mengintegrasikan,
memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan data-data yang berhubungan dengan
posisiposisi di permukaan bumi.
d.
Christman (1997), SIG adalah sistem
yang terdiri atas perangkat keras, perangkat lunak, data, manusia (brain ware),
organisasi dan lembaga yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan,
menganalisis, dan menyebarkan informasi-informasi mengenai daerah-daerah di
permukaan bumi.
e.
Foote (1995), SIG adalah sistem
informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang tereferensi secara
spasial atau koordinat-koordinat geografi.
f.
Purwadhi (1994) mendefinisikan SIG
sebagai berikut. 1) SIG merupakan suatu sistem yang mengorganisir perangkat
keras, perangkat lunak, data, serta dapat mendayagunakan sistem penyimpanan,
pengolahan, maupun analisis data secara simultan sehingga dapat diperoleh
informasi yang berkaitan dengan aspek keruangan. 2) SIG merupakan menajemen
data spasial dan nonspasial yang berbasis komputer dengan tiga karakteristik
dasar yaitu mempunyai fenomena aktual (variabel data nonlokasi) yang
berhubungan dengan topik permasalahan di lokasi bersangkutan, merupakan suatu
kejadian di lokasi dan mempunyai dimensi waktu.
Sistem dan Komponen SIG
Subsistem SIG Sebagai sebuah sistem SIG
mempunyai beberapa subsistem yang saling berkaitan yaitu:
a.
Data input, subsistem ini berfungsi
dalam pengumpulan data spasial dan data atribut. Data spasial merupakan data
yang mempresentasikan fenomena-fenomena yang terdapat di permukaan bumi seperti
data posisi dan koordinat. Data atribut merupakan data yang mempresentasikan
aspek deskriptif dari fenomena yang dimodelkan di permukaan bumi.
b.
Data manajemen, subsistem ini
mengorganisasikan data spasial dan data atribut ke dalam sebuah basis data,
sehingga mudah dipanggil, diupdate, dan diedit.
c.
Data manipulasi dan analisis, subsistem
ini menentukan informasi-informasi yang dihasilkan oleh SIG, untuk melakukan
manipulasi dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.
d.
Data output, subsistem ini menampilkan
atau menghasilkan seluruh atau sebagian basis data baik dalam bentuk soft copy
maupun hard copy seperti tabel, grafik, peta, dan lain-lain.
Komponen-Komponen SIG
a.
Perangkat Keras meliputi
perangkat-perangkat fisik yang digunakan dalam komputer seperti CPU, RAM,
Storage, Input device, output device, dan peripheral lainnya.
b.
Perangkat Lunak digunakan untuk
menjalankan tugas-tugas dari SIG. Perangkat lunak merupakan program yang
digunakan dalam SIG seperti Map Info, Arc View, dan lain-lain.
c.
Data dan Informasi Geografi. Data
geografi yang dapat diproses dalam SIG antara lain sebagai berikut. 1) Data
statistik berupa catatan dari intansi seperti BPS. 2) Data dari peta seperti
peta rupa bumi dan peta topografi. 3) Data dari citra pengindraan jauh seperti
foto udara atau citra radar. 4) Data dari lapangan seperti data kemiringan
lereng dan ketinggian tempat.
d.
Manajemen Suatu proyek SIG akan
berhasil jika dikerjakan oleh orang-orang yang memiliki keahlian tertentu.
Keahlian yang dimaksud berupa pengetahuan tentang geografi, geologi,
geomorfologi, dan pengetahuan tentang komputer.
Tahapan Kerja SIG
a.
Pemasukan Data Proses pemasukan data
pada SIG dapat dilakukan dengan berbagai cara sebagai berikut.
1)
Penyiaman yaitu proses pengubahan data
geografi menjadi data raster.
2)
Digitasi, yaitu proses pengubahan data
geografi menjadi data vektor.
3)
Tabulasi, yaitu proses pemasukan data
atribut melalui pembuatan tabel.
4)
Penyuntingan.
5)
Pembangunan topologi.
6)
Transformasi proyeksi.
7)
Pemberian atribut.
b.
Manajemen/Pengelolaan Basis Data Sistem
merupakan gabungan dari data yang saling berinteraksi dengan sekumpulan program
yang mengakses data-data tersebut.
c.
Analisis Data Secara umum ada dua macam
analisis yang dapat dilakukan yaitu analisis data spasial dan analisis data
atribut.
1) Analisis Data Spasial Fungsi
analisis data spasial yang dilakukan SIG adalah sebagai berikut:
a) Klasifikasi, fungsi ini
mengklasifikasikan data spasial menjadi data spasial yang baru dengan
menggunakan kriteria tertentu.
b) Network, fungsi ini merujuk pada
data spasial titik atau garis sebagai suatu jaringan yang tidak terpisahkan.
c) Overlay, fungsi ini menghasilkan
data spasial baru dari minimal dua data spasial yang dimasukkan.
d) Buffering, fungsi ini menghasilkan
data spasial baru yang berbentuk poligon.
e) Analisis tiga dimensi, fungsi ini
terdiri atas subfungsi yang berhubungan dengan presentasi data spasial dalam
ruang tiga dimensi.
Hasil/Keluaran Hasil dari proses
pengerjaan dengan SIG ada berbagai macam seperti dalam bentuk hard copy berupa
peta, tabel, laporan dan bentuk soft copy berupa informasi digital.
Pemanfaatan dan Penerapan Metode SIG
a.
Bidang Sumber Daya Alam Dalam bidang
sumber daya alam SIG mempunyai peranan untuk menginventarisasi, manajemen, dan
kesesuaian lahan untuk pertanian, perkebunan, kehutanan, perencanaan tata guna
lahan, menganalisis daerah persebaran tambang, dan sebagainya.
b.
Bidang Perencanaan Ruang Dalam bidang
perencanaan ruang SIG dapat digunakan untuk merencanakan pemukiman penduduk,
perencanaan tata ruang wilayah, perencanaan kota, perencanaan lokasi dan
relokasi industri, pasar, menganalisis daerah rawan bencana, dan sebagainya.
c.
Bidang Kependudukan Dalam bidang
kependudukan SIG berperanan untuk penyusunan data pokok, penyediaan informasi
kependudukan dan sosial ekonomi, sistem informasi untuk pemilihan umum, dan
sebagainya.
d.
Bidang Pertanahan Dalam bidang
pertanahan SIG digunakan untuk mengetahui persebaran dan jenis-jenis tanah,
manajemen pertanahan, dan sejenisnya.
e.
Bidang Pariwisata Dalam bidang
pariwisata SIG dapat digunakan untuk inventarisasi daerah pariwisata dan
analisis daerah unggulan untuk pariwisata.
f.
Bidang Telekomunikasi Dalam bidang
telekomunikasi SIG dapat digunakan untuk inventarisasi jaringan telekomunikasi,
perizinan lokasi jaringan telekomunikasi, dan analisis perluasan jaringan
telekomunikasi dan sebagainya.
g.
Bidang Kelautan Dalam bidang kelautan
SIG dapat digunakan untuk inventarisasi dan pengamatan daerah pasang surut,
daerah pesisir pantai/laut, taman laut dan sejenisnya.
h.
Bidang Pendidikan Dalam bidang
pendidikan SIG berguna untuk penentuan kesesuaian lokasi pendidikan, sistem
informasi kependidikan, alat bantu pemahaman dan pembelajaran untuk
masalah-masalah geografi bagi peserta didik.
i.
Bidang Transportasi dan Perhubungan
Dalam bidang transportasi dan perhubungan SIG berguna untuk inventarisasi
jaringan transportasi dan pembuaatan jalur alternatif baru untuk kelancaran
arus transportasi.
j.
Bidang Kesehatan Dalam bidang kesehatan
SIG berguna untuk penyediaan data atribut dan data spasial yang menggambarkan
distribusi atau pola spasial penyebaran penyakit, dan lain-lain.
k.
Bidang Militer Dalam bidang militer SIG
berguna dalam penyediaan data spasial untuk analisis rute-rute perjalanan
logistik, peralatan perang, dan lain sebagainya.
Keunggulan SIG
a.
SIG dapat menurunkan data-data secara
otomatis tanpa harus melakukan interpretasi secara manual.
b.
SIG dapat merubah presentasi dalam
berbagai bentuk.
c.
SIG dapat memanipulasi bentuk dan
tampilan visual data spasial dalam berbagai skala yang berbeda, dengan mudah,
dan fleksibel.
d.
SIG memiliki kemampuan untuk analisis
spasial dan nonspasial.
e.
Pengoperasian SIG dapat dilakukan
secara interaktif dengan bantuan menu-menu dan help yang bersifat user
friendly.
f.
SIG dapat digunakan sebagai usaha untuk
meningkatkan pemahaman tentang konsep lokasi, ruang, kependudukan, dan
unsur-unsur geografi yang ada di permukaan bumi.
g.
SIG sangat membantu dalam pekerjaan
yang berhubungan dengan bidang spasial dan geoinformasi.
h.
Penanganan data geospasial menjadi
lebih baik dalam format baku.
i.
Revisi dan pemutakhiran data menjadi
lebih mudah.
j.
Data geospasial dan informasi menjadi
lebih mudah dicari, dianalisis, dan di presentasikan.
k.
Menjadi produk yang mempunyai nilai
tambah.
l.
Mempunyai kemampuan menukar data
geospasial.
m.
Penghematan waktu dan biaya.
BAB 3 Langkah
Penelitian Geografi
Penelitian atau reset atau research merupakan gabungan dari kata re
(kembali) dan to search (mencari). Penelitian geografi : kegiatan yang
bertujuan mencari jawaban yang sebenarnya terhadap suatu realita yang
dipikirkan atau dipermasalahkan dengan menerapkan disiplin ilmu geografi.
Langkahnya yaitu perumusan masalah, membuat judul penelitian, tujuan
penelitian, penyusunan hipotesis, penentuan populasi dan penarikan sampel,
metode analisis, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, variabel
penelitian, publikasi hasil penelitian.
A. Tujuan
Penelitian Geografi
1. Menerapkan hasil penelitian
geografi bagi kepentingan pemecahan masalah sosial
2. Menerapkan hasil penelitian
geografi bagi kepentingan hidup manusia masa kini dan masa yang akan datang
3. Menyumbangkan hasil penelitian
geografi bagi perencanaan dan pengembangan daerah
4. Menguji kebenaran hipotesis yang
diajukan terhadap masalah yang diteliti
5. Menyumbangkan konsep, teori, atau
prinsip baru yang ditemukan
B. Sifat
Studi Geografi
1. Kependudukan berkaitan dengan
kelahiran, kematian, migrasi, psikologi, tradisi, hubungan antar individu,
keruangan, kemakmuran.
2. Lingkungan berkaitan dengan
interaksi keruangan antar faktor manusia dengan alam.
3. Sosial berkaitan dengan interaksi
ilmu sosial dalam menelaah gejala dan masalah sosial yang terjadi di masyarakat.
4. Pertanian berkaitan dengan iklim,
hidrografi, tanah, topografi, tenaga kerja, teknologi, tradisi, kemampuan
ekonomi dan keadaan politik.
5. Industri berkaitan dengan lahan,
bahan baku, sumber energi, iklim, tenaga kerja, kemampuan teknologi, tradisi,
situasi politik, transportasi, komunikasi, konsumen dan pasar.
6. Transportasi dan Komunikasi
berkiatan dengan difusi, interaksi keruangan, kemajuan dan keterbelakangan
suatu daerah.
7. Sumber daya berkaitan dengan
kekayaan alam (SDA) dan keahlian manusia (SDM) .
8. Permukiman berkaitan dengan sarana
dan prasarana penunjang tempat tinggal.
C.
Pendekatan Analisis Geografi
1. Pendekatan Topik : hubungan faktor keruangan dengan fenomena atau
topik yang diteliti
2. Pendekatan Aktivitas Manusia : bagaimana kegiatan manusia pada
suatu daerah ditinjau dari persebarannya, interelasinya dan deskripsinya
3. Pendekatan Regional : suatu fenomena berdasarkan region tempat
terjadinya fenomena atau masalah tersebut
D. Metode Analisis
Geografi
1. Studi Lapangan : Pengamatan secara langsung di lapangan
2. Pemetaan : Menyeleksi berbagai informasi di daerah yang akan dipetakan
3. Wawancara : Mengajukan pertanyaan kepada responden tentang
hal-hal yang perlu diketahui
4. Kuantitatif : Menggunakan perhitungan matematika dan statistik
E. Data
1. Sifat : Kuantitatif (angka) dan Kualitatif (kalimat)
2. Sumber : Primer (langsung) dan Sekunder (instansi/perpustakaan)
F. Teknik
Pengumpulan Data
1. Observasi : Pengamatan
2. Wawancara : Tanya jawab
3. Angket : Pertanyaan tertulis di jawab tertulis oleh responden
4. Dokumentasi : Buku, peraturan, laporan kegiatan, film
dokumenter
5. Rating Scale : Pertanyaan berisi skala bertingkat dipilih dengan
melingkari
G. Teknik
Analisis Data
1. Statistik : Untuk perhitungan menggunakan software SPSS atau
perhitungan statistik (modus,mean, median)
2. Deduktif : Berpikir rasional melalui studi kepustakaan, data tabel dan grafik
kemudian diterjemahkan isi dan maksud uraian dalam buku, tabel dan grafik
tersebut
H.
Hipotesis
Hipotesis : pernyataan
(jawaban) sementara yang masih perlu diuji kebenarannya
I.
Populasi dan Sampel
Populasi : himpunan individu atau
objek yang banyaknya terbatas atau tidak terbatas. Sampel : sebagian
dari objek atau individu yang dapat mewakili suatu populasi. Cara pengambilan
sampel:
• Sampel Acak Sederhana : Dilakukan secara acak. Tiap
unit diberi nomor kemudian diambil secara acak
• Sampel Bertingkat : Membagi populasi menjadi
kelas atau tingkat. Memiliki perbedaan karakteristik yang mempengaruhi variabel
• Sampel Sistematik : Membuat daftar anggota
populasi secara urut
• Sampel Cluster : Populasi dibagi atas
kelompok menurut area/cluster
• Sampel Kuota : Menentukan strata
terlebih dahulu berdasarkan sifat yang berpengaruh
• Sampel Sebanding (proportional sample) : Mengambil anggota
strata sehingga setiap strata diwakili anggota yang sebanding dengan ukuran
strata
• Sampel Bertujuan (Purposive Sample) : Cara pengambilan
sampel dengan tujuan tertentu
J.
Variabel
Segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya. Misal : umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan,
pekerjaan, pengetahuan, pendapatan, dan penyakit
K.
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan menunjukkan implikasi, hubungan, dan hasil uraian yang
dibicarakan. Saran bersifat membangun, rasional dan objektif terhadap uraian
yang dibicarakan
L.
Publikasi Hasil Penelitian
•
Tujuan Dilakukan Publikasi Hasil Penelitian : Menginformasikan
kepada orang lain hasil eksperimen yang telah dilakukan agar orang lain
mengetahui atau dapat mengujicobakan kembali
• Syarat Penulisan
Laporan : Harus tau betul kepada siapa laporan ditujukan. Penulisan harus
dikemukakan dengan jelas. Laporan harus mudah dicerna oleh setiap pembaca. Sistematika
dan format urutan harus benar dan sesuai dengan aturan karya tulis ilmiah
• Publikasi dalam
bentuk Makalah :
• Isi dan sistematika
makalah geografi : Judul, Pendahuluan, Permasalahan, Pembahasan masalah, Kesimpulan
dan saran
• Prosedur penyusunan
makalah : Menentukan tema, permasalahan, dan judul makalah, Identifikasi pembahasan,
Rancangan kesimpulan dan saran.
BAB 4 Bumi Sebagai Ruang
Kehidupan
A. Terbentuknya Tata Surya
1. Teori kabut:
Immanuel Kant. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut yang lama-lama di bagian
tengahnya membentuk gumpalan gas yang kemudian membentuk matahari dan planet
lainnya.
2. Teori
planetesimal: Thomas Chamberlin Matahari telah ada pada awalnya, kemudian ada
bintang yang mendekat dan terjadilah penarikan massa matahari oleh bintang
tersebut. Massa matahari yang terhambur inilah yang nantinya membentuk planet.
3. Teori pasang
surut: Jeans dan Jefreys Hampir sama dengan teori planetesimal, bedanya
massa matahari yang tertarik bintang membentuk tonjolan dan membeku yang
nantinya menjadi planet.
4. Teori awan
debu: Weizsaeker dan Kniper Tata surya berasal dari gumpalan gas dan debu
yang membentuk cakram di bagian tengah dan tipis di pinggirnya. Bagian tengah
membentuk matahari (karena menekan sehingga panas dan pijar) sedangkan
pinggirnya membentuk planet (karena berputar dengan cepat).
5. Teori nebula:
Laplace Tata surya berasal dari gumpalan gas yang bersuhu tinggi dan berputar
sangat cepat yang menyebabkan sebagian darinya terlempar dan membeku membentuk
planet.
B.Pusat Tata Surya
1. Teori
geosentris: Ptolomeus Semua benda angkasa termasuk matahari beredar
mengelilingi bumi sebagai pusat tata surya/ porosnya.
2. Teori
heliosentris: Copernicus Matahari merupakan pusat tata surya dan
planet-planet mengelilingi matahari.
3. Hukum Kepler
a) Hukum
Kepler I: semua planet beredar me-ngelilingi matahari dengan lintasan
berbentuk elips dan matahari berada di salah satu titik apinya.
b) Hukum
Kepler II: dalam periode yang sama, garis hubung antara matahari dengan
planet membentuk bidang-bidang yang sama luas-nya. c) Hukum Kepler III: pangkat
dua periode sebuah planet mengelilingi matahari, berbanding lurus dengan
pangkat tiga jarak rata-rata ke matahari.
C. Tata Surya dan Benda Angkasa
1. Galaksi
Bimasakti/Milkyway:
- Matahari
- Planet dalam,
yang terdiri dari: Merkurius, Venus, Bumi
- Planet luar,
yang terdiri dari: Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus
2. Bintang: benda langit yang
mengeluarkan cahaya sendiri.
3. Komet: bintang berekor.
4. Meteor: pecahan
planet/bintang yang melayang di angkasa.
D. Revolusi dan Rotasi
- Revolusi adalah periode
sebuah planet dalam mengelilingi matahari. Kala revolusi bumi adalah satu
tahun, tepatnya 365 hari 6 jam 9 menit 10 detik.
Akibat revolusi
bumi:
1. perbedaan
panjang siang dan malam,
2. pergantian
musim,
3. gerak semu
tahunan matahari.
- Rotasi adalah periode
perputaran sebuah planet pada porosnya. Kala rotasi bumi adalah 24 jam.
Akibat rotasi
bumi:
1. terjadinya
siang dan malam,
2. peredaran semu
benda angkasa,
3. perbedaan
waktu,
4. pembelokan
arah angin.
E. Terbentuknya Bumi
1. Teori apungan
dan pergeseran benua: semua benua berasal dari satu daratan yang
disebut pangea yang kemudian terpecah akibat pergeseran secara perlahan
ke arah ekuator dan barat benua. Teori ini dikemukakan oleh Wagener dengan
argumentasi:
a) Sebagian
belahan bumi selatan tertutup es (bukti: Afrika Selatan, India, dan Selandia
baru). b) Kesamaan struktur geologi batuan di Eropa Barat dengan Amerika Utara,
dan Afrika Barat dengan Afrika bagian selatan timur.
c) Greenland
semakin mendekat ke Amerika Utara.
2. Teori
kontraksi: bumi mengalami penyusutan dan pengkerutan karena pendinginan. Dalam
kurun waktu yang lama terbentuk pegunungan dan lembah. Teori ini dikemukakan
oleh Descartes.
3. Teori
pegunungan dan hubungannya satu sama lain: bumi terbentuk bukan
karena bencana alam. Teori ini dikemukakan oleh Edward Suess.
4. Teori James
Dana: pemandangan alam akibat pelapukan dan erosi.
5. Tim Peneliti Amerika : Terdiri dari 17 orang
dari The New York American Museum of Natural History, Ohio State University,
dan Whichita State University. Penelitian di kutub selatan dengan pusat
perhatian adalah Trans Atlantik Tengah. Membuktikan teori A.L. Wegener. Hasil: daerah
itu terletak di daerah dekat khatulistiwa pada 200 juta tahun lalu.
F. Lapisan Bumi
1. Kerak
bumi/litosfer
a) Lapisan terluar
b) Terdiri atas
batuan: lapisan silisium dan aluminium (SiAl) dan lapisan silisium dan
magnesium (SiMg)
c) Tebal ± 1.200
km, berat jenis 2,8 gram/cm3 d) Terdiri dari kerak benua dan kerak samudera
2.
Mantel/astenosfer
a) Berada di
bawah litosfer
b) Tebal ± 1.700
km, berat jenis 5 gram/cm3
c) Berwujud bahan
cair dan berpijar
d) Suhu 2.000o C
3. Inti
bumi/barisfer
a) Berbahan padat
tersusun atas nikel dan besi (NiFe)
b) Jari-jari
3.470 km
c) Inti dalam:
padat, suhu ± 4.500o C, diameter 2.740 km
d) Inti luar:
cair, suhu ± 2.200o C, tebal 2.000 km
BAB 5 Dinamika Litosfer Dan
Dampaknya Terhadap Kehidupan
Litosfer adalah lapisan
terluar kulit bumi (kerak bumi), memiliki ketebalan ± 1.200 km dan terdiri atas
lapisan Silisium dan Aluminium (SiAl) serta Silisium dan Magnesium (SiMg).
A. Batuan Pembentuk Litosfer
1. Batuan beku: terbentuk karena membekunya magma yang keluar
akibat proses pendinginan.
a) Batuan beku dalam (abisis, plutonis): pembekuan magma di
dalam kulit bumi. Contoh: batu granit, diorit, gabro.
b) Batuan beku korok (hypoabisis): pembekuan magma di
celah-celah/retakan bumi. Contoh: batu granit porfirit, seinit porfirit.
c) Batuan beku luar (effusif): pembekuan magma
setelah mencapai permukaan. Contoh: andesit, basalt, riolit, obsidian.
2. Batuan sedimen: terbentuk karena terjadinya pelapukan batuan yang
kemudian terendapkan hingga membentuk batuan.
a) Berdasarkan
proses terjadinya :
Sedimen klastik/mekanik: diangkut dari tempat
asal kemudian diendapkan tanpa mengalami proses kimiawi. Contoh: batu breksi
(kerikil dengan sudut tajam), konglomerat (kerikil dengan sudut tumpul), pasir.
Sedimen kimiawi: endapan hasil pelarutan kimiawi.
Contoh: gips, batu garam.
Sedimen organik: dipengaruhi unsur organik.
Contoh: batu bara, batu gamping.
b) Berdasarkan
tenaga pengangkutnya : Sedimen aquatis: diendapkan oleh air. Contoh:
batu pasir, lumpur.
Sedimen aeolis: diendapkan oleh angin.
Contoh: tanah loss,
pasir.
Sedimen glasial: tenaga gletser.
Contoh: morena,
tanah lim.
Sedimen marine: oleh air laut.
Contoh: delta.
c) Berdasarkan tempat
diendapkannya : Sedimen teritis: di darat, contoh: tanah
loss, batu tuff,
breksi.
Sedimen fluvial: di dasar sungai, contoh:
pasir.
Sedimen marine: di dasar laut, contoh:
batu karang, batu
garam.
Sedimen palludal/limnis: di rawa/danau,
contoh: gambut,
tanah lim.
Sedimen glasial: di daerah es, contoh:
batu morena.
Sedimen marginal: di pantai.
3. Batuan metamorf/malihan: batuan beku endapan yang telah berubah sifatnya,
pengaruh suhu tinggi, tekanan, dan waktu.
a) Batuan metamorf kontak: adanya kontak atau pengaruh suhu tinggi
atau dekat dengan magma. Contoh: batu
pualam (marmer) dari batu kapur.
b) Batuan metamorf dinamo: adanya tekanan lapisan di atasnya dalam
waktu lama. Contoh: batu sabak dari tanah liat antrasit.
c) Batuan metamorf pneumatolistis: pengaruh suhu tinggi, tekanan
di sekitarnya dan waktu yang lama serta masuknya unsur lain. Contoh: batu
permata, intan.
B. Tenaga
Pembentuk Muka Bumi
1. Tenaga
endogen: tenaga yang berasal dari dalam bumi. Tenaga endogen meliputi:
a) Tektonisme: tenaga yang berasal dari
dalam bumi baik mendatar maupun vertikal yang menyebabkan perubahan muka bumi.
Tenaga endogen dibedakan menjadi:
- Epirogenesa: pengangkatan dan penurunan benua yang relatif
lambat pada areal yang sangat luas.
Epirogenesa positif adalah turunnya permukaan bumi seolah-olah
permukaan laut menjadi naik.
Epirogenesa negatif adalah naiknya permukaan bumi
seolah-olah permukaan laut menjadi turun.
- Orogenesa: terbentuknya lipatan, patahan,
dan
rekahan yang relatif cepat pada areal yang sempit.
b) Vulkanisme: peristiwa naiknya magma dari perut
bumi. Disebut intrusi magma bila naiknya magma masih berada di dalam lapisan kulit
bumi, dan disebut ekstrusi magma bila naiknya magma sudah mencapai permukaan. Bentuk
intrusi magma:
· Batolit: batuan beku terbentuk di dapur magma.
· Lakolit: magma menerobos lapisan kulit bumi dan mendesak lapisan atasnya, berbentuk
cembung dan datar di bawahnya.
· Sill: magma masuk di antara dua lapisan dan membeku membentuk lempeng meyang
memanjang.
· Diatrema: magma yang
membeku pada pipa/gang, berbentuk silinder memanjang dari dapur magma ke mulut
kawah.
· Gang (korok):
magma yang memotong lapisan kulit bumi dengan bentuk pipa/ lempeng setelah
membeku.
· Apofisa: cabang gang.
Bentuk
ekstrusi magma Erupsi:
letusan
1)
Erupsi eksplosif:
keluarnya magma menimbulkan ledakan.
2)
Erupsi efusif: magma
yang keluar hanya meleleh.
Erupsi
berdasarkan bentuk lubang
1)
Erupsi linear: terjadi
pada lubang batu permata, intan.
2) Erupsi sentral: magma keluar melalui lubang
yang kecil.
3) Erupsi areal: membentuk kawah yang
sangat luas.
c) Gempa
bumi (seisme): getaran kulit bumi akibat dari pelepasan energi dari dalam bumi. Berdasarkan
faktor penyebab :
1) Gempa tektonik:
akibat tenaga tektonik seperti pergeseran sesar, tumbukan lempeng.
2) Gempa vulkanik:
terjadi sebelum, sedang, dan sesudah letusan gunung berapi.
3) Gempa runtuhan:
akibat dislokasi dalam perut bumi.
Berdasarkan episentrumnya :
1) Gempa linier:
berbentuk garis
2) Gempa sentral:
berbentuk titik
Berdasarkan letak hiposentrum :
1) Gempa dangkal: kedalaman hiposentrum < 100 km
2) Gempa menengah: 100 - 300 km
3) Gempa dalam: > 300 km
Berdasarkan jarak hiposentrum :
1) Gempa lokal:
< 10.000 km
2) Gempa jauh:
± 10.000 km
3) Gempa sangat
jauh: > 10.000 km
Berdasarkan letak episentrum :
1) Gempa laut:
di dasar laut
2) Gempa darat:
di darat
Cara menentukan
letak episentrum :
Keterangan :
∆ = jarak episentrum ke stasiun pencatat
S = waktu pencatatan gelombang sekunder
P = waktu pencatatan gelombang primer
1 megameter = 1.000 km
2. Tenaga eksogen:
tenaga yang berasal dari luar bumi.
a) Pelapukan: penghancuran massa batuan yang dipengaruhi oleh
struktur batuan, iklim, topografi, dan faktor biologis.
Pelapukan mekanik: pengaruh tenaga eksogen
(suhu, sinar matahari, curah hujan) yang berulang-ulang dalam waktu lama.
Pelapukan kimiawi: penghancuran batuan melalui
proses kimiawi.
Pelapukan organik: disebabkan oleh
tumbuhan, hewan, dan
manusia.
b) Pengikisan/erosi: terlepasnya materi batuan oleh tenaga
pengikis (air, angin, gletser).
·
Ablasi: oleh air mengalir
1) Erosi percik
(splash erosion): karena percikan air (hujan).
2) Erosi lembar
(sheet erosion): merata menguras unsur hara dalam tanah.
3) Erosi alur
(rill erosion): terbentuk alur searah (lereng).
4) Erosi parit
(gully erosion): terbentuk parit V atau U yang tidak hilang.
·
Abrasi: oleh air laut
·
Eksarasi: oleh es/gletser
·
Deflasi: oleh angin
c) Pengendapan: pelapukan batuan
C. Bentuk
Muka Bumi
1. Relief daratan
a. Gunung
b. Pegunungan
c. Dataran tinggi/plato: tinggi antara 200 - 700 m
d. Peneplain: pegunungan yang hampir datar
e. Dataran rendah: < 200 m
f. Bukit dan lembah
2. Relief dasar laut
a) Continental shelf/paparan benua: dataran yang sempit pada dasar
laut, kedalaman ± 200 m.
b) Continental slop: berbatasan dengan continental shelf, berupa
dataran luas.
c) Punggung laut/ridge: dasar laut yang kanan kirinya berupa laut
dalam.
d) Lubuk/basin laut: dasar laut yang dalam.
e) Palung/trench: lembah dasar laut.
f) Gunung laut: gunung yang muncul di permukaan laut.
g) Ambang laut: bukit di dasar laut.
D. Bentuk
Gunung Api
1. Berdasarkan sifat erupsinya
a) Gunung api perisai
- Sangat landai
seperti perisai
- Lava yang
dikeluarkan sangat cair
- Tekanan gas rendah
- Dapur magma
dangkal
- Magma keluar
secara efusif/meleleh
Contoh: G. Kilanea,
G. Mauna Loa, G. Mauna Kea (Kep. Hawaii)
b) Gunung api maar
- Letusan hanya
sekali
- Material letusan
membentuk tanggul di sekitar kepundan sehingga terbentuk danau
- Bersifat eksplosif
Contoh: Ranu Klakah
(lereng G. Lamongan), Danau Eifel (Perancis)
c) Gunung api strato
- Berbentuk kerucut,
badannya berlapis
- Letusan dan
lelehan silih berganti
- Material hasil
erupsi tertimbun di sekitar kepundan
- Paling banyak di
dunia dan Indonesia
2. Berdasarkan tipe letusan
a) Tipe hawaii
- Letusan berupa
letupan dan lelehan
- Dapur magma
dangkal
- Tekanan gas rendah
dan lava cair
b) Tipe stromboli
- Letusan berupa
letupan dan lelehan
- Tekanan gas sedang
- Meletus secara
periodik
- Mengeluarkan lava
disertai bom dan lapili
Contoh: G. Raung
(Jatim), G. Stromboli
c) Tipe vulkano
- Vulkano lemah:
tekanan gas sedang, dapur magma dangkal, letusan mengeluarkan material padat.
Contoh: G. Bromo, G. Semeru
- Vulkano kuat:
tekanan gas tinggi, dapur magma dalam, letusan kuat
d) Tipe merapi
- Letusan berupa
hembusan gas
- Lava kental
- Dapur magma
dangkal
- Tekanan gas rendah
e) Tipe st. vincent
- Lava cair liat
- Letusan hebat
f) Tipe pelle
- Sumbat kawah tinggi
- Dapur magma dalam
- Tekanan gas tinggi Memancarkan gas pijar
bersuhu 2000 C.
Contoh: G. Montagna Pelle (Amerika Tengah)
g) Tipe perret
- Letusan paling hebat
- Dapur magma sangat dalam
- Tekanan gas sangat tinggi
- Lava kental
Contoh: G. Krakatau (Th. 1883)
Bab 6 Dinamika Atmosfer Dan
Dampaknya Terhadap Kehidupan
Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelimuti/
menyelubungi bumi/planet lain.
Kelembapan
relatif/nisbi: perbandingan
jum-lah uap air yang dikandung dengan jumlah
1.
Troposfer
- Lapisan paling bawah dengan ketinggian 0 – 8
km (kutub) dan 0 – 16 km (katulistiwa).
- Tempat terjadinya
proses cuaca.
- Semakin ke atas
suhu semakin turun.
2.
Stratosfer
- Pada ketinggian 15 – 50 km.
- Terdapat lapisan ozon (O3).
3.
Mesosfer
- Pada ketinggian 50 – 85 km.
- Suhu mencapai 100o C sehingga
meteor
meteor terbakar.
4.
Termosfer
-
Pada ketinggian 85 – 500 km.
-
Terdapat lapisan ionosfer yang
memantulkan gelombang radio.
5.
Eksosfer
- Lapisan terluar dengan ketinggian > 500 km.
- Didominasi gas hidrogen.
Sifat
Atmosfer
1.
Tidak berwarna
2.
Tidak berbau
3.
Tidak memiliki rasa dan tidak dapat
dirasakan
4.
Mudah bergerak
A. Unsur Cuaca dan Iklim
1.
Suhu/temperatur: panas dinginnya udara. Alat pengukur suhu disebut termometer. Pemanasan
udara dibedakan atas:
a. Langsung
· Absorbsi: penyerapan radiasi matahari.
· Refleksi: pemantulan sinar matahari.
· Difusi: penghamburan sinar matahari.
b. Tidak langsung Konduksi: penerusan energi.
· Konveksi: pemanasan udara secara vertikal.
· Adveksi: pemanasan udara secara hori-zontal.
· Turbulensi: pemanasan udara yang tidak teratur.
Variasi
suhu udara di permukaan bumi dipengaruhi oleh :
· Sudut datang sinar matahari, semakin tegak
sudut datang sinar semakin banyak sinar matahari yang diterima bumi
· Lamanya penyinaran matahari
· Tebal tipisnya awan
· Ada tidaknya penghalang di permukaan bumi
· Letak lintang
· Ketinggian suatu tempat
2.
Kelembapan/lengas udara:
jumlah uap air yang terkandung dalam udara. Alat pengukur kelembapan disebut higrometer.
Kelembapan
relatif/nisbi: perbandingan jumlah uap air yang dikandung dengan jumlah maksimal uap
air yang dapat dikandung pada suhu dan tekanan yang sama.
Kelembapan
mutlak/absolut: jumlah uap air setiap 1 m3 udara (gram/m3).
3. Curah
hujan: banyaknya hujan yang jatuh.
· Hujan zenithal/naik ekuator: di daerah
khatulistiwa, uap air naik secara vertikal.
· Hujan orografis: uap air naik di
pegunungan, hujan di lereng gunung.
· Hujan siklonal: pengaruh angin siklon,
udara naik dan menjadi dingin.
· Hujan muson: pengaruh angin muson
barat, bulan Oktober - April.
· Hujan frontal: pertemuan massa udara
panas dengan massa udara dingin di lintang sedang.
4. Angin: udara yang
bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke rendah.
Alat pengukur kecepatan angin: anemometer.
· Angin pasat: maksimum subtropik ke
minimum khatulistiwa.
· Angin anti pasat: khatulistiwa bagian atas -
maksimum subtropik.
· Angin muson: berganti arah setiap 6
bulan sekali.
· Angin barat: dari subtropika ke arah
lintang 60o
· Angin timur: kutub ke arah lintang 60o
hingga daerah batas kutub(front kutub).
· Angin siklon: tekanan minimum
dikelilingi tekanan maksimum, berlawanan arah jarum jam pada belahan bumi utara
dan searah pada belahan
bumi selatan. Contoh Taifun di Asia, Hurricanne di Hindia Barat dan Tornado di
Amerika.
· Angin fohn: bersifat panas dan kering yang turun di pegunungan,
contoh angin fohn: angin gending di Probolinggo, angin kumbang di Cirebon,
angin wambrau di Biak, angin brubu di Makasar, angin bahorok di Deli.
· Angin bora: bersifat kering dan dingin, contoh angin Bise di
selatan kaki Gunung Yura dan angin Prestal di pantai Laut Tengah.
· Angin blizzard: di tepi tekanan udara maksimum berupa topan salju,
contoh Cold Wave di Amerika Utara, Angin Burau di Rusia dan Siberia, Angin Ufa
di kaki Pegunungan Ural.
· Angin antisiklon: tekanan maksimum dikelilingi
tekanan minimum, searah jarum jam pada belahan bumi utara dan berlawanan arah
pada belahan bumi selatan.
· Angin lokal: angin darat dan
angin laut, angin gunung dan angin lembah.
5. Tekanan
udara: massa udara. Alat
pengukur tekanan udara disebut barometer. Semakin tinggi tempat semakin
kecil tekanan udaranya.
6. Penyinaran
matahari: intensitas sinar matahari yang jatuh ke bumi. Alat pengukur
besarnya penyinaran matahari disebut solarimeter.
7. Awan: uap air yang mengalami kondensasi
menjadi titik-titik air.
1. Comulus:
tebal bergumpal (awan vertikal)
2. Cirrus:
tipis seperti kapas/bulu (awan tinggi)
3. Stratus:
berlapis dan rata (awan rendah)
4. Alto: awan
tengah
B. Klasifikasi Iklim
1. Iklim matahari
a) Tropis: 0o - 23½o LU/LS.
b) Subtropis: 23½o LU/LS - 40o LU/LS.
c) Sedang: 40o LU/LS - 66½o LU/LS.
d) Dingin: 66½o LU/LS – 90o LU/LS.
2. Koppen: berdasar curah hujan dan
suhu (jenis tanaman)
a) Iklim A (iklim hujan tropis): curah hujan tahunan lebih
besar dari evapotranspirasi. Suhu bulan terdingin 18 o C.
- Iklim Am:
iklim musim.
- Iklim Aw:
iklim sabana.
- Iklim Af:
iklim hutan hujan tropis.
b) Iklim B (iklim kering): curah hujan tahunan lebih kecil dari
evapotranspirasi.
- Iklim Bs:
iklim stepa.
- Iklim Bw:
iklim gurun.
c) Iklim C (iklim sedang): suhu bulan terpanas > 10o
C, terdingin -3o C.
d) Iklim D (iklim hutan salju): suhu bulan terpanas > 10o
C, terdingin 3o C.
e) Iklim E (iklim kutub): suhu bulan terpanas < 10o
C.
3. Schmidt-Ferguson: perbandingan rata-rata
bulan kering (curah hujan < 60 mm) dengan bulan basah (curah hujan > 100
mm).
Rumus : ∑ rata-rata bulan kering x 100 %
∑ rata-rata bulan
basah
Iklim
|
Nilai Q
|
Keterangan
|
A
|
0 ≤ Q ≤ 0,143
|
Sangat basah
|
B
|
0,143 ≤ Q ≤ 0,333
|
basah
|
C
|
0,333 ≤ Q ≤ 0,6
|
Agak basah
|
D
|
0,6 ≤ Q ≤ 1
|
Sedang
|
E
|
1 ≤ Q ≤ 1,67
|
Agak kering
|
F
|
1,67 ≤ Q ≤ 3
|
Kering
|
G
|
3 ≤ Q ≤ 7
|
Sangat kering
|
H
|
7 ≤ Q
|
Luar biasa kering
|
4. Junghuhn: berdasar ketinggian
tempat.
a) Iklim panas: suhu 26,3o C – 22o C,
ketinggian < 600 mdpal, tanaman budidaya padi, kelapa, tebu, karet.
b) Iklim sedang: suhu 22o C – 17,1o C ,
ketinggian 600 – 1.500 mdpal, tanaman budidaya kopi, kina, padi, teh.
c) Iklim sejuk: suhu 17,1o C – 11,1o C,
ketinggian < 1.500 – 2.500 mdpal, tanaman budidayasayuran, teh, kopi.
d) Iklim dingin: suhu < 11o C, ketinggian >
2.500 mdpal, hampir tidak ada tanaman budidaya.
C. Perbedaan Cuaca dan Iklim
Pembeda
|
Iklim
|
Cuaca
|
Waktu
perubahan
|
Cukup
lama
(30
– 100 th)
|
Relatif
singkat
|
Wilayah
|
Sangat
luas
|
Sempit
|
Sifat
|
Sulit
berubah
|
Cepat
berubah
|
Perkiraan
|
Sulit
|
Mudah
|
BAB 6 Dinamika
Hidrosfer Dan Dampaknya Terhadap Kehidupan
Hidrosfer
adalah
lapisan air yang ada di bumi (padat, cair, dan gas).
A. Siklus
Hidrologi
1. Siklus pendek (kecil): air laut menguap → berkondensasi → awan → hujan
di laut.
2. Siklus sedang: air laut menguap → berkondensasi → awan → hujan di
darat.
3. Siklus panjang (besar): air laut menguap → sublimasi → kristal-kristal
es → hujan salju.
B.
Perairan Darat
1. Air tanah
Terdapat pada lapisan-lapisan tanah (di dalam pori-pori atau celah
batuan). Dibedakan menjadi:
a) Air tanah dangkal (freatik): di atas lapisan kedap air
(impermeabel).
b) Air tanah dalam (artesis): di antara dua lapisan kedap air
(impermeabel).
2. Air permukaan
a) Sungai: tempat mengalirnya air di darat menuju lautan.
·
Berdasarkan
sumber airnya:
- sungai hujan, sungai
gletser, sungai campuran.
·
Berdasarkan
arah alirannya:
- Sungai konsekuen:
searah kemiringan lereng.
- Sungai subsekuen: tegak
lurus dengan sungai konsekuen.
- Sungai obsekuen:
berlawanan arah dengan sungai konsekuen.
- Sungai resekuen: searah
dengan konsekuen.
- Sungai insekuen: tidak
beraturan.
·
Berdasarkan
aliran sungainya:
- Pola radial:
sentrifugal (meninggalkan pusat /di daerah gunung, perbukitan),
sentripetal (mendatangi pusat/di daerah basin, lembah).
- Pola dendririk: di
daratan/pantai.
- Pola trellis/sirip
ikan: di pegunungan lipatan.
- Pola anular: membentuk
lingkaran, di daerah dome.
- Pola pinnate: muara
lancip.
- Pola rectangular:
aliran sungai 90o, di daerah patahan.
·
Berdasarkan
tipenya:
- Sungai anteseden:
penerobosan sungai dan mengalami pengangkatan.
- Sungai epigenetik:
penerobosan sungai dan mengalami penurunan.
- Sungai meander:
berbelok-belok.
·
Berdasarkan
keadaan airnya: sungai musiman/ periodik/ ephimeral, sungai permanen.
b) Danau: cekungan yang digenangi air.
·
Danau tektonik: terbentuk oleh peristiwa tektonik.
Contoh: Danau Singkarak, Danau Towuti (Sulawesi).
·
Danau vulkanik: terbentuk oleh letusan gunung
berapi. Contoh: Danau Merdada (Dieng), Danau Batur (Bali).
·
Danau tektovulkanik: terbentuk oleh tenaga tektonik
dan vulkanik. Contoh: Danau Toba.
·
Danau karst: di daerah kapur.
·
Danau glasial: terbentuk oleh erosi es/ gletser.
·
Danau buatan: bendungan.
c) Rawa: daerah yang tergenang air (dekat pantai, sungai besar).
C.
Perairan Laut
Pantai: daratan yang
berbatasan dengan laut.
Ombak: gerakan air laut
akibat tiupan angin di permukaan laut.
Arus: gerakan air laut
dengan arah teratur dan tetap.
Pesisir: bagian darat yang
tergenang oleh air laut ketika pasang naik dan kering pada wakru yang surut.
Gisik
(beach): wilayah pantai yang materialnya batuan atau tanahnya berupa pasir.
Laguna
(haff): pantai berdanau, bagian laut yang ada di tepi pantai terpisah sebagian
atau seluruhnya akibat adanya lidah tanah/kubus pesisir (nehrung).
Estuarium: sebagian lembah
yang tenggelam di pantai rendah, berbentuk corong dan agk menjorok agak jauh ke
arah darat.
Delta: daratan rendah
sekali di muara sebuah sungao yang terjadi karena pengendapan hasil erosi.
Fyord: lembah glester
pada zaman es yang digenangi kembali oleh air laut.
Ria: genangan air laut
yang terdapat pada lembah sungai yang mengalami penurunan.
Teluk: laut yang menjorok
ke darat.
Trench
(palung): ngarai dasr laut sempit yang dalam dan panjang.
Seamount (gunung
laut): gunung yang ada di dasar laut.
Guyot: gunung yang tidak
sampai ke permukaan laut (patah).
Atol: kumpulan pulau
yang sebagian tenggelam di bawah permukaan air.
1. Jenis laut
a) Berdasarkan proses terjadinya :
· Laut transgresi:
daratan digenangi air laut (laut dangkal). Contoh: L. Jawa, L. Arafuru.
· Laut ingresi:
penurunan dasar laut (tenaga tektonik). Contoh: L. Karibia, L. Banda, L. Sulawesi.
· Laut regresi:
penyempitan laut.
b) Berdasarkan
kedalamannya :
· Zona litoral: daerah pasang-surut (zona
pesisir).
· Zona neritis: kedalaman 0 - 200 m,
banyak terdapat ikan, cahaya bisa menembus.
· Zona batial: 200 – 2000 m.
· Zona abisal: > 2000 m, termasuk
lubuk laut dan palung laut.
c) Berdasarkan
letaknya : Laut tepi: perbatasan benua dan samudera. Contoh : L.
Jepang.
· Laut tengah: di antara dua benua.
Contoh : L. Tengah, L. Merah.
· Laut dalam/pedalaman: dikelilingi
daratan. Contoh: L. Hitam, L. Mati.
2.
Wilayah laut suatu negara
a) Laut
teritorial: 12 mil dari garis pantai.
b) Laut
nusantara: di antara pulau.
c) Laut
kontinen: kedalaman 200 m.
d) Zona
Ekonomi Eksklusif (ZEE): 200 mil dari pulau terluar.
3. Arus Laut: gerakan massa air laut dalm jumlah besar dari satu
titik ke titik lainnya, baik secara horizontal maupun vertikal.
A. Di Samudera Pasifik
1) Di sebelah utara khatulistiwa
·
Arus Khatulistiwa Utara, merupakan arus panas yang
mengalir menuju ke arah barat sejajar dengan garis khatulistiwa dan ditimbulkan
serta didorong oleh angin pasat timur laut.
·
Arus Kuroshio, merupakan lanjutan
arus khatulistiwa utara karena setelah sampai di dekat Kepulauan Filipina,
arahnya menuju ke utara. Arus ini merupakan arus panas yang mengalir dari utara
Kepulauan Filipina, menyusur sebelah timur Kepulauan Jepang dan terus ke
pesisir Amerika Utara (terutama Kanada). Arus ini didorong oleh angin barat.
·
Arus Kalifornia, mengalir di sepanjang pesisir barat
Amerika Utara ke arah selatan menuju ke khatulistiwa. Arus ini merupakan
lanjutan arus kuroshio, termasuk arus menyimpang (pengaruh daratan) dan arus
dingin.
·
Arus Oyashio, merupakan arus
dingin yang didorong oleh angin timur dan mengalir dari selat Bering menuju ke
selatan dan berakhir di sebelah timur Kepulauan Jepang karena ditempat ini arus
tersebut bertemu dengan arus Kuroshio (terhambat oleh kuroshio). Di tempat pertemuaan
arus dingin Oyashio dengan arus panas Kuroshio terdapat daerah perikanan yang
kaya, sebab plankton-plankton yang terbawa oleh arus Oyashio berhenti pada
daerah pertemuaan arus panas Kuroshio yang hangat dan tumbuh subur.
Di sebelah selatan
khatulistiwa
·
Arus Khatulistiwa Selatan, merupakan arus panas yang
mengalir menuju ke barat sejajar dengan garis khatulistiwa. Arus ini
ditimbulkan atau didorong oleh angin pasat tenggara.
·
Arus Humboldt atau Arus Peru, merupakan lanjutan
dari sebagian arus angin barat yang mengalir di sepanjang barat Amerika Selatan
menyusur ke arah utara. Arus ini merupakan arus menyimpang serta didorong oleh
angin pasat tenggara dan termasuk arus dingin.
·
Arus Australia Timur, merupakan lanjutan arus
khatulistiwa selatan yang mengalir di sepanjang pesisir Australia Timur dari
arah utara ke selatan (sebelah timur Great Barrier Reef).
·
Arus Angin Barat, merupakan lanjutan dari sebagian
arus Australia timur yang mengalir menuju ke timur (pada lintang 30
derajat - 40 derajat LS) dan sejajar dengan garis ekuator. Arus ini didorong
oleh angin barat.
B. Di Samudera Atlantik
1) Di sebelah utara
khatulistiwa
·
Arus Khatulistiwa Utara, merupakan arus panas yang
mengalir menuju ke barat sejajar dengan garis khatulistiwa. Arus ini
ditimbulkan dan didorong angin pasat timur laut.
·
Arus Teluk Gulfstream, merupakan arus menyimpang yang
segera diperkuat oleh dorongan angin besar dan merupakan arus panas. Arus
khatulistiwa utara (ditambah dengan sebagian arus khatulistiwa selatan) semula
masuk ke Laut Karibia terus ke Teluk Mexiko dan keluar dari teluk ini melalui
Selat Florida (sebagai Arus Florida). Arus Florida yang segera bercampur
dengan Arus Antillen merupakan arus besar yang mengalir di sepanjang
pantai timur Amerika Serikat ke arah timur. Arus inilah yang disebut arus teluk
sebab sebagian dari arus ini keluar dari teluk Meksiko.
·
Arus Greenland Timur, merupakan arus dingin yang
mengalir dari laut Kutub Utara ke selatan menyusur pantai timur Tanah Hijau.
Arus ini didorong oleh angin timur (yang berasal dari daerah kutub).
·
Arus Labrador, berasal dari laut Kutub Utara yang
mengalir ke selatan menyusuri pantai timurLabrador. Arus ini didorong oleh
angin timur dan merupakan arus dingin, yang pada umumnya
membawa ''gunung es'' yang ikut dihanyutkan.
·
Arus Canari, merupakan arus
menyimpang dan termasuk arus dingin. Arus ini merupakan lanjutan sebagian arus
teluk yang mengubah arahnya setelah pengaruh daratan Spanyol dan mengalir ke
arah selatan menyusur pantai barat Afrika Utara.
2) Di sebelah selatan
khatulistiwa
·
Arus Khatulistiwa Selatan, merupakan arus panas yang
mengalir menuju ke barat, sejajar dengan garis khatulistiwa. Sebagian dari
arus ini masuk ke utara (yang bersama-sama dengan arus Khatulistiwa Utara ke
Laut Karibia) sedangkan yang sebagian lagi membelok ke selatan. Arus ini
ditimbulkan dan didorong oleh angin pasat tenggara.
·
Arus Brazilia, merupakan lanjutan dari sebagian arus
angin barat yang mengalir ke arah selatan menyusuri pantai timur Amerika
Selatan (khususnya Brazilia). Arus ini termasuk arus menyimpang dan merupakan
arus panas.
·
Arus Benguela, merupakan lanjutan dari sebagian arus
angin barat, yang mengalir ke arah utara menyusuri pantai barat Afrika Selatan.
Arus ini merupakan arus dingin, yang akhirnya kembali menjadi Arus Khatulistiwa
Selatan.
·
Arus Angin Barat, merupakan lanjutan dari sebagian
Arus Brazilia yang mengalir ke arah timur (pada lintang 30 derajat - 40 derajat
LS) sejajar dengan garis ekuator. Arus ini didorong oleh angin barat dan
merupakan arus dingin.
C. Di Samudera Hindia
1) Di sebelah utara khatulistiwa
Arus laut samudera ini keadaannya
berbeda dengan samudera lain, sebab arah gerakan arus tak tetap dalam setahun
melainkan berganti arah dalam 1/2 tahun, sesuai dengan gerakan angin musim yang
menimbulkannya. Arus-arus tersebut adalah sebagai berikut.
·
Arus Musim Barat Daya, merupakan
arus panas yang mengalir menuju ke timur menyusuri Laut Arab dan Teluk
Benguela. Arus ini ditimbulkan dan didorong oleh angin musim barat daya. Arus
ini berjalan kurang kuat sebab mendapat hambatan dari gerakan angin pasat timur
laut.
·
Arus Musim Timur Laut, merupakan
arus panas yang mengalir menuju ke barat menyusuri Teluk Benguela dan Laut
Arab. Arus ini ditimbulkan dan didorong oleh angin musim timur laut. Arus yang
terjadi bergerak agak kuat sebab di dorong oleh dua angin yang
saling memperkuat, yaitu angin pasat timur laut dan angin musim timur laut.
2) Di sebelah selatan
khatulistiwa
·
Arus Khatulistiwa Selatan,
merupakan arus panas yang mengalir menuju ke barat sejajar dengan garis
khatulistiwa yang nantinya pecah menjadi dua (Arus Maskarena dan Arus Agulhas
setelah sampai di timur Madagaskar). Arus ini ditimbulkan dan
didorong oleh angin pasat tenggara.
·
Arus Maskarena dan Arus Agulhas,
merupakan arus menyimpang dan merupakan arus panas.Arus ini juga merupakan
lanjutan dari pecahan Arus Khatulistiwa Selatan. Arus Maskarena mengalir menuju
ke selatan, menyusuri pantai Pulau Madagaskar Timur. Arus Agulhas juga mengalir
menuju ke selatan menyusuri pantai Pulau Madagaskar Barat.
·
Arus Angin Barat, merupakan
lanjutan dari sebagian arus angin barat, yang mengalir ke arah utara menyusur
pantai barat Benua Australia. Arus ini termasuk arus
menyimpang dan merupakan arus dingin yang akhirnya kembali menjadi Arus
Khatulistiwa Selatan.
4.
Salinitas: konsentrasi rata-rata seluruh garam yang terdapat di dalam laut.
Faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya :
- Penguapan (evaporasi):
semakin tinggi penguapan semakin tinggi kadar garam
- Curah hujan: intensitas
CH yang tinggi mengakibatkan penambahan air tawar ke dalam laut lebih
banyak dibandingkan dengan daerah yang memiliki curah hujan rendah
- Banyak
sedikitnya air tawar yang masuk ke laut tersebut
- Banyak
sedikitnya cairan es yang masuk ke dalam laut
- Arus
laut
0 komentar:
Posting Komentar